Senin, Agustus 04, 2008

Outbound KPMD Panggul & Bendungan - Trenggalek


Pemaparan Visi Desa


Nampan Serbet


Talang Air


Samson, Singa, dan Delila


Visualisasi Peran Fasilitator (sebuah sepeda)


Teknik Visualisasi Visi


Pemaparan Visi Desa


Rancangan Visi Desa


Memasukkan Spidol ke Botolf


Memaparkan Visi


Serius Mempertahankan Bola


Seimbangkanlah Bola Kalian


Ayo Mainkan Balonnya


Bentuklah Lingkaran Tangan


Bersiaplah Jatuh


Berdiri Menopang Punggung


Duduklah di Pangkuanku


Inilah Menara Mereka


Membuat Menara


Memaparkan Visi


Memaparkan Visi


Membuat Menara Tusuk Gigi


“FILM SOROT”


Pada saat penggalian gagasan di desa Candirejo, bertepatan dengan hujan deras, sehingga pada saat acara akan dimulai banyak peserta yang belem hadar, mengingat waktu sudah mendekati maghrib, KPMD dan Pelaku program di desa mengambil inisiatif menjemput peserta. Ternyata peserta di desa sudah berisiap-siap untuk berangkat. KPMD bertanya pada salah satu Ibu, "Saya pikir nggak jadi datang, Bu?", "Saya pasti datang Nak, lha katanya ada acara muter film sorot", sahut Ibu tadi. Disambut gelak tawa orang seisi mobil. Karena yang dimaksud film sorot hádala penayangan materi penggalian gagasan memakai media InFocus.

(Ditulis oleh Fasilitator Kecamatan PNPM-MP Kec. Ponggok – Blitar)




“MASA DEPAN BUKAN RUMAH MASA DEPAN”


Dalam rangka Perencanaan Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri perdesaan( PNPM-MP )di wilayah kecamatan Panggungrejo tahun anggaran 2008 , Pelaku-pelaku di desa seperti KPMD dan TPK setelah diberikan pembekalan lewat pelatihan maka mereka langsung melakukan aksinya yaitu melakukan proses penggalian gagasan untuk kepentingan program dan untuk kepentingan dukumen RPJMDes.

Dalam Penggalian gagasan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KMPD) yang di dampingi Fasilitator Kecamatan (FK) pada pertemuan salah satu desa di wilayah Panggungrejo yaitu di dusun kalirejo desa Panggungasriada beberapa hal yang sangat menarik antar lain :

Ketika KPMD membeberkan peta sosial yang didalamnya lengkap legendanya, tingkat kesejahteraan masyarakat yang diberi tanda merah, kuning, dan hijau ada salah satu peserta rapat spontan mengatakan " Lho mas kenapa harus menggabar seperti itu saya gak bisa menggambar mas " Mas Shobip selaku KPMD langsung menjawab saya tidak mengajak bapak menggambar tapi saya mau menunjuknan gambar kondisi tempat tinggal bapak di sini, ya inilah gambar tempat tinggal bapak. " Oh saya kira saya disuruh gambar " kata pak Deno. Setelah peta sosial ditempel FK membantu KPMD melakukan menggagas Masa Depan Desa dengan mengawali salam dan mengajak peserta mencermati peta tersebut ada yang biru menggambarkan orang kaya, kuning orang sedang, dan merah orang miskin.

Ternyata pada peta tersebut banyak yang merah , FK menayakan pada perserta kenapa bapak-bapak disini kok banyak gambar yang merah ¿, dengan adanya pertanyaan tersebut banyak perserta toleh kanan kiri merasa kebingungan yang menandakan mereka selama ini tidak mengetahui kondisi mereka .setelah itu dilanjutkan pertanyaan oleh FK yaitu bapak-bapak berserta ibu-ibu yang hadir ini mau merubah merah menjadi biru ¿ semua pserta menyahut "Mau Pak tapi gimana caranya "¿ Begini mulai sekarang bapak-bapak dan Ibu-ibu harus mempunyai mimpi mempunyai angan-angan untuk lima tahun kedepan dan mimpi inilah yang harus kita lakukan agar kondisi dusun ini atau desa ini menjadi yang lebih baik dari sekarang. P. Deno langsung berpendapat , Pak FK kalau begitu saya punya mimpi masa depan yang paling akhir itu ada di sebelah timur itu pak , FK menyahut apa disebelah timur pak ¿ P. Deno menjawab ; Kuburan pak , jadi saya mengusulkan kuburan itu dibangun yang bagus sehingga masa depan kita menjadi lebih enak, ya kan pak ¿ Dengan pendapat P. Deno banyak perserta yang tidak setuju seperti P. Dain langsung menegur P.Deno, " No kowe lek ra ngerti maksute rasah ngomong, seng dimaksut masa depan kuwi masa depane awake dewe seng sek urip,(No kalau kamu tidak paham maksudnya tidak usah banyak ngomong, yang dimaksud masa depan ádalah masa depan kita yang masih hidup) Sahut Deno : Lho mas Kuburan iku tempat istirahat terakhir harus itu yang dibangun . Lho lha ngeyel lagi , Sahut P. Dani.

Agar tidak terjadi pertengkaran di antara peserta maka FK langsung melanjutkan proses dengan sedikit menanggapi usulan P.Deno agar tidak merasa tersinggung, dan akhirnya peserta lainya banyak yang mengusulkan seperti Gapura, Jalan aspal, lapen, rabat, pelatihan biogas, air bersih dan lain-lainya.

(Ditulis oleh Fasilitator Kecamatan PNPM-MP Kec. Panggungrejo - Blitar)


“IDE CERDAS SEORANG NENEK”


Pada saat penggalian gagasan di dusun Kedungbiru, salah satu peserta terdapat seorang nenek Tumini yang berusia 60 th, dengan penampilan yang sederhana (memakai kain, kebaya dan centhing) dengan makan sirih selama acara penggalian gagasan disertai tutur bahasa yang sangat lugu ciri khas orang desa. Beliau mengusulkan sistem irigási yang terpadu mengingat daerah tersebut merupakan tadah hujan Namun belum dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Selama proses penggalian gagasan berlangsung si Nenek banyak dikesampingkan usul2nya oleh peserta lain. Namun berkat bimbingan dan pendampingan Pelaku Program dalam hal ini KPMD sdr. Puri Rahayu dan Peni Harsono, akhirnya peserta diberikan wawasan bahwa yang dimaksud dengan gagasan berdasarkan kebutuhan masyarakat desa ádalah seperti yang nenek Tumini usulkan. Peserta pun menyambutnya dengan tepuk tangan.

(ditulis oleh Fasilitator kecamatan PNPM MP Kec Bakung-Blitar)




Menggagas Masa Depan Desa, Tantangan & Peluang di Depan Mata


Menggagas Masa Depan Desa dengan output akhir yaitu tersusunnya dokumen RPJM-Des yang telah di Perdes-kan secara umum bisa terlaksana dengan lancar di semua lokasi kabupaten PNPM-MP di Propinsi Jawa Timur. Ada hal yang menarik yang bisa dibagi-bagikan dari pelaksanaan ini yaitu adanya dukungan penuh dari pemerintah kabupaten setempat dan ini terjadi di Kabupaten Madiun, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Lamongan.

Kabupaten Madiun per tahun 2007 kemarin telah memiliki Perda tentang Perencanaan Pembangunan Daerah, lengkap dengan Perbub-nya sehingga lay out atau sistematikan dokumen RPJM-Des ini telah disusun secara standar di kabupaten ini. Pemerintah kabupaten setelah mengetahui bahwa di PNPM-MP tahun ini terdapat kegiatan MMDD dengan output dokumen RPJM-Des ini, bagaikan gayung bersambut, menunggu-nunggu dengan penuh harap hasil fasilitasi dari para pelaku program terutama hasil bantuan teknis dari para fasilitator. Suatu ketika dalam sesi pelatihan bagi kades-BPD, peserta dikenalkan teknik perumusan visi desa dengan metode visualisasi imajinasi, serta dari hasil visualisasi ini menjadi sumber inspirasi munculnya berbagai gagasan. Pemerintah kabupaten khususnya jajaran Tim Koordinasi menjadi sangat tertarik dengan metode baru ini yang dipandang jauh lebih mudah, menarik, menimbulkan anthusiasme, dan penuh keriangan.

Pemerintah kabupaten khususnya pihak Bappekab, mempunyai niatan apabila hasil dari perumusan dokumen RPJM-Des di lokasi-lokasi PNPM-MP ini ternyata baik, maka seluruh lokasi desa di kecamatan lainnya non PNPM-MP akan dititipkan kepada para fasilitator untuk pelatihan dan bantuan teknisnya ke desa-desa, suatu tantangan sekaligus peluang besar bagi para fasilitator untuk membuktikan profesionalitas kerja mereka.

Lain lagi dengan kabupaten Gresik. Pihak Pemerintah Kabupaten Gresik memberikan target yang ketat terhadap jadwal pelaksanaan penyusunan dokumen RPJM-Des ini. Di bulan Mei hingga Juni, semua desa harus sudah mempunyai dokumen ini, lengkap dengan Perdes-nya. Sebuah dukungan yang luar biasa dari Pemerintah kabupaten, mengingat tanpa ada pressure dari pihak Pemerintah setempat, penyusunan dokumen ini apalagi perdesnya dipastikan akan mengalami kesulitan, apabila hanya mengandalkan fasilitasi dari teman-teman fasilitator. Namun penjadwalan yang ketat untuk tersusunnya dokumen ini yang pada akhirnya menjadi hambatan besar bagi para pelaku program untuk bisa menyelesaikan dengan cara yang pelan tapi pasti, serius tapi santai, dan lambat tapi berkualitas. Sebuah tantangan dan peluang sekaligus, yang memerlukan kerja keras dan cerdas. Sekali lagi tantangan sekaligus peluang bagi para fasilitator untuk membuktikan profesionalitas kerja mereka.

Kabupaten Lamongan juga identik dengan dua kabupaten di atas, sejak tahun 2006 telah mempunyai Perda tentang Perencanaan Pembangunan Daerah. Pemerintah kabupaten mempunyai antusiasme yang tinggi sekaligus target dan dukungan penuh untuk bisa mempunyai dokumen RPJM-Des lengkap dengan Perdes-nya ini di semua desa dengan kualitas yang baik. Karena itu mereka bermitra dengan pihak lain (pihak ketiga) untuk memberikan bantuan teknis kepada desa-desa. Namun untuk lokasi-lokasi program PNPM-MP ini Pemerintah kabupaten memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada para fasilitator untuk memberikan fasilitasi dan bantuan teknis ke desa-desa. Sebuah kepercayaan, sekaligus peluang dan tantangan untuk membuktikan bahwa bantuan teknis dan fasilitasi dari teman-teman fasilitator lapangan tidak kalah atau bahkan kalau bisa lebih unggul dari bantuan teknis yang diberikan oleh pihak lain ke desa-desa. Sekali lagi, tantangan sekaligus peluang bagi para fasilitator untuk membuktikan profesionalitas kerja mereka.




MEMPERSIAPKAN KOMUNIKASI DI PERTEMUAN


Persiapan-persiapan melakukan komunikasi dalam pertemuan ini dapat dibagi dalam dua persiapan, yaitu persiapan fisik dan persiapan pribadi. Persiapan-persiapan ini penting dilakukan agar memberikan makna komunikasi yang efektif dan maksimal.

Persiapan Fisik

Yang dimaksud adalah persiapan terhadap sarana-sarana fisik pertemuan. Jika Anda mengundang pertemuan, maka tentu saja Anda mempersiapkan persiapan-persiapan sarana fisik tersebut. Tetapi sering terjadi Anda diundang dalam berbagai pertemuan-pertemuan sehingga campur tangan untuk mempersiapkan sarana fisik relatif sedikit. Berikut ini hal-hal yang perlu dipersiapkan mengenai sarana fisik pendukung komunikasi di pertemuan.

1. Ruang Pertemuan

ª Pilih ruang yang dapat menampung jumlah peserta yang diperkirakan hadir.

ª Pilih ruang yang mempunyai sirkulasi udara relatif baik sehingga tidak menimbulkan kegerahan saat pertemuan.

ª Pilih ruang yang cukup terang

2. Tata Letak Pertemuan

Hindari penataan ruang seperti di sekolahan karena ini terkesan sangat formal. Usahakan penataan tempat duduk adalah yang bisa saling menatap satu sama lain seperti setengah melingkar, atau yang lainnya.

3. Sarana Pendukung

Siapkan pengeras suara, OHO, papan tulis, penghapus, dan berbagai peralatan lain jika memang peralatan tersebut dibutuhkan. Tentu saja jenis yang dipersiapkan di sini berkaitn dengan materi yang akan disampaikan. Persiapan-persiapan ini akan menjadi lain jika Anda diundang ke tempat lain di mana berbagai sarana pendukung ini mungkin tidak dapat disediakan. Jika memungkinkan, lakukan kontak dengan penyelenggara jauh sebelum pertemuan dilaksanakan sehingga Anda dapat mempersipakan materi dan media sederhana yang dapat digunakan.

Persiapan Pribadi

Yang dimaksud adalah persiapan Anda sendiri di forum pertemuan tersebut yang akan memberikan penjelasan, maupun membawakan materi.

Persiapan-persiapan pribadi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Pastikan secara fisik bahwa Anda tidak terlalu lelah untuk mengikuti pertemuan tersebut. Oleh karenanya beristirahatlah yang cukup paling tidak sehari sebelum pertemuan. Kondisi terlalu lelah sangat mempengaruhi penampilan Anda, perhatian pendengar, dan kemampuan mengingat atau berkreativitas dalam komunikasi.

2. Pastikan Anda telah menyiapkan materi yang akan disampaikan, baik materi untuk Anda sendiri atau mungkin materi yang perlu dibagikan ke peserta.

3. Pastikan pula bahwa Anda sudah cukup menguasai materi. Kurangnya penguasaan terhadap materi dapat menimbulkan kesan bahwa Anda tidak serius, kegiatan dianggap masih kira-kira, Anda dianggap tidak profesional, atau mungkin peserta sungguh tidak bisa menangkap maksd yang Anda sampaikan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berbicara di forum pertemuan :

1. Berbicaralah dengan tidak terlalu cepat, tenang, dengan kekuatan suara yang cukup, dan runtut. Berikan jeda uraian agar peserta mempunyai kesempatan untuk mengendapkan atau meresapkan apa yang diuraikan.

2. Berikan perhatian dan kesempatan bertanya sebisa mungkin kepada semua peserta serta tunjukkan sikap yang respect.

3. Jawablah setiap pertanyaan yang muncul dari peserta semampu Anda. Jika ada hal yang sungguh Anda tidak bisa menjawab, beritahukan bahwa Anda akan mencatat pertanyaan itu dan akan mencoba mencari jawabannya dari pihak-pihak lain.

4. Gunakan kosa-kata atau tata bahasa sederhana, mudah dimengerti, atau menggunakan kata-kata lokal yang artinya sepadan dengan yang Anda maksud.

5. Pahami forum dengan baik, berikan lelucon atau pertanyaan pancingan atau bahkan permainan untuk menjaga perhatian peserta agar tetap konstan terhadap materi yang Anda bawakan.

6. Jangan lupa di akhir pembicaraan Anda, sampaikan ucapan terimakasih dan mohon maaf atas hal-hal yang tidak berkenan dari pemaparan yang telah dilakukan ini.

Hal-hal di atas sifatnya sangatlah sederhana, namun ternyata seringkali tidak diperhatikan karena mempunyai dugaan bahwa hal itu akan mudah saja dilakukan bila sudah berada di forum pertemuan. Banyak penyuluhan atau penjelasan yang diberikan kepada masyarakat yang ternyata tidak diketahui makna atau maksudnya oleh masyarakat karena petugas sendiri tidak mau mempersiapkan dengan sungguh-sungguh. Karena itu pada akhirnya keberhasilan komunikasi tidak hanya disebabkan oleh kemampuan si penerima pesan, namun dan mungkin yang utama adalah kemampuan si pemberi atau penyampai pesan itu sendiri untuk mengukur, menilai, dan memahami dirinya sendiri.




(dari berbagai sumber)

MENJADI ORGANISASI PEMBELAJAR

Mengapa Penting Menjadikan Sebuah Organisasi Pembelajar ?

* Kecepatan pembelajaran suatu organisasi mungkin menjadi satu-satunya sumber keunggulan persaingan yang dapat dipertahankan.

* Laju kecepatan perubahan dan kekompleks-an dunia modern adalah sedemikian rupa sehingga organisasi dan perusahaan tidak akan mampu bertahan hidup kecuali jika mereka menjadi organisasi pembelajar.

* Karenanya harus ada upaya untuk percepatan pembelajaran dari setiap diri / individu maupun dalam organisasi.

APA ORGANISASI PEMBELAJAR ITU ?

YAITU ORGANISASI YANG MAMPU SECARA TERUS MENERUS BELAJAR DAN BERADAPTASI UNTUK MEMANFAATKAN SETIAP KESEMPATAN BARU DAN MENGHINDARI ANCAMAN.

ORGANISASI PEMBELAJAR MERUPAKAN PROSES DUA ARAH :

* Para personal membantu organisasi / perusahaan untuk belajar, dan sebaliknya

* Organisasi / perusahaan membantu personal (dan keluarganya) untuk belajar.

BAGAIMANA CARANYA MENJADI ORGANISASI PEMBELAJAR ?

I. Jadilah dokter bagi diri sendiri

a. Senantiasa menganggap diri individu ini sebagai "perusahaan" mandiri (meski bekerja untuk orang / perusahaan lain).

b. Terus meneruslah belajar sebagai sebuah investasi dalam "perusahaan individu" Anda sendiri, sehingga nilainya sebagai sebuah "subkontraktor" akan terus meningkat.

c. Senantiasa kuasai ketrampilan-ketrampilan baru, karena jika ketrampilan Anda tidak mutakhir, maka daya kerja Anda akan berkurang.

II. Fokuslah ke Pemberian Layanan yang Bermutu

a. Bagaimana cara melayani pelanggan saya dengan lebih baik ?

b. Sudahkah Anda memberikan jasa yang bermutu kepada orang-orang dalam organisasi Anda sendiri dan yang di luar organisasi Anda ?

c. Bagaimana iklim memberikan layanan yang bermutu ini bisa tercipta di antara sesama anggota organisasi ?

III. Senantiasa Mencari Peningkatan Terus Menerus

a.Bagaimana cara mengerjakan ini dengan lebih baik ?

b.Bagaimana cara mengerjakan ini dengan lebih cepat ?

c.Bagaimana cara mengerjakan ini dengan lebih murah ?

Sebagai organisasi pembelajar mari kita gali bersama bagaimana caranya agar semua orang dapat lebih mengembangkan potensinya.

Karena tidak ada yang dapat memperkirakan ketrampilan yang akan kita butuhkan pada masa depan, kita akan sama-sama beruntung jika memiliki ketrampilan sebanyak mungkin.

IV. Rangkul-lah Perubahan

a.Jawaban untuk sebuah perubahan adalah bukannya dengan menolaknya, melainkan belajar beradaptasi dengannya.

b.Lebih baik lagi adalah ciptakan perubahan itu sendiri

c.Dalam perkembangan dinamika dunia yang berubah cepat ini, ketrampilan inti adalah belajar dan berpikir.

V. Senantiasa Tambahkanlah Nilai Anda

a. Gagasan lama bahwa melalui sekolah, akan menggodog kita sampai matang, kemudian masuk ke dunia kerja.

b. Tapi sekarang, Anda harus senantiasa menggodog diri Anda sendiri.

Disarikan dari :

"Master it Faster (KUASAI Lebih Cepat)" karya Colin Rose




Enam Paradigma Hubungan Antar Pribadi


  1. Menang – Kalah

* Kehidupan adalah sebuah kompetisi

* Tidak pernah mau kalah dari orang lain

* Hidup ini dipenuhi dengan ambisi persaingan untuk

mengalahkan orang lain dengan seluruh sumberdaya yang

dimiliki seperti :

* Kedudukan

* Kekuasaan

* Kelebihan-kelebihan

* Harta

* Pesona kepribadian

B. MENANG

n Mementingkan diri sendiri

n Bila kita tidak mengambil dulu, orang lain akan mengambilnya dan kita tidak akan kebagian apa-apa

n Cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan

C. KALAH - MENANG

n Cenderung menyenangkan orang lain

n Penghindar konflik

n Dalam jangka panjang akan menimbun banyak perasaan kecewa

n Kurang berani untuk berkembang dan maju

n Mudah dipengaruhi orang lain

D. KALAH - KALAH

n Merupakan akibat jangka panjang dari kondisi-kondisi "Menang – Kalah", sekedar "Menang", dan "Kalah – Menang"

n Semua yang terlibat dalam "Kegilaan" ini pada hakekatnya tidak memperoleh apa-apa dalam kehidupannya

MENANG JADI ARANG – KALAH JADI ABU

E. MENANG - MENANG

n Senantiasa berusaha mencari manfaat bersama

n Lebih mudah bekerja sama dari pada bersaing

n Lebih banyak mendengarkan orang lain

n Lebih lama menjalin komunikasi

(Disarikan dari 7 habits of the more effective people)



DASAR-DASAR COMMUNITY ORGANIZING – TEKNIS MENGORGANISIR


  1. TEKNIS MENGORGANISIR MASYARAKAT

a. Lakukan Training;

Melakukan aksi secara sendiri, maupun melakukan pelatihan secara sendiri tidak akan begitu memperkuat masyarakat. Tugas pendamping adalah mengintegrasikan antara aksi masyarakat dengan training serta senantiasa memberikan pembimbingan.

Kapan saja Anda memberikan pembimbingan, tunjukkan bahwa inilah kesempatan bagi mereka untuk belajar. Masyarakat menjadi lebih kuat jika anggota-anggotanya senantiasa belajar dengan melakukan aksi (learning by doing) dan jika pendamping juga senantiasa memfasilitasi learning by doing ini.

b. Bentuk Kepanitiaan;

Kepanitiaan harus dipilih sendiri oleh seluruh masyarakat, bukan dipilih oleh kelompok tertentu saja. Penitia haruslah merupakan bagian dari masyarakat dan bertanggung jawab kepada masyarakat.

Tugas pendamping adalah membantu terbentuknya kepanitiaan oleh seluruh masyarakat. Pembentukan panitia harus melalui proses yang transparan dan demokratik.

c. Menilai Kondisi;

Panitia melakukan analisis situasi, yaitu penilaian di lapangan, menganalisis, membuat tulisan pemaparan dan menyampaikan hasilnya kepada masyarakat.

Analisis situasi ini merupakan prasyarat bagi penyusunan rencana aksi masyarakat

d. Menyiapkan Rencana Aksi Masyarakat;

Dalam kesempatan training dan pembimbingan untuk perkuatan masyarakat pendamping harus menekankan pentingnya manajemen dan perencanaan.

Secara umum manajemen perencanaan dapat dirumuskan melalui 4 pertanyaan :

      1. Apa yang kita kehendaki ?
      2. Apa yang kita miliki ?
      3. Bagaimana kita menggunakan apa yang kita miliki untuk mencapai apa yang kita kehendaki ?
      4. Apa yang akan terjadi jika kita melakukan aksi tersebut ?

Rencana Aksi harus memuat hal-hal berikut ini :

      1. Bagaimana kondisi masyarakat saat ini ?
      2. Bagaimana kondisi yang diharapkan setelah satu periode ?
      3. Bagaimana menuju ke poin ii dari poin i ini ?

e. Menyusun Proposal;

Proposal merupakan permohonan dana kepada pihak-pihak yang dipandang potensial. Proposal yang baik adalah yang didisain seperti rencana aksi kegiatan, yang mampu menunjukkan kepada pihak donor mengapa kegiatan itu harus dibantu pendanaannya.

Tatkala mendiskusikan kebutuhan akan berbagai sumberdaya ini, pendamping seringkali mendengar keluhan bahwasanya masyarakat tidak mempunyai cukup dana. Hal seperti merupakan kecenderungan untuk menggantungkan diri hanya pada pihak donor dari luar.

Menggantungkan hanya pada satu donor akan semakin menambah kerentanan, sehingga semakin melemahkan masyarakat. Dengan beberapa upaya, masyarakat sebenarnya dapat menarik berbagai sumberdaya dari berbagai sumber.

f. Merancang Monitoring;

Setiap bentuk kegiatan apapun besar atau pun kecil skalanya, bisa terjadi kesalahan kecil. Jikalau tidak seringkali dipantau akan sering terjadi kekeliruan. Semakin sering dipantau kesenjangan-kesenjangan kecil semakin cepat diperbaiki, sehingga kegagalan dapat dihindari.

masyarakat sendir yang harus "duduk di bangku pengemudi", yang lainnya juga turut memantau. Pihak donor luar pun juga ingin memantau apakah sumber-sumber bantuan mereka digunakan dengan semestinya. Pemerintah setempat pun juga ingin memantau untuk kepentingan mereka sendiri. Dan Anda sebagai pendamping pun juga perlu memantau sudah seberapa jauhkan terjadi perkuatan di masyarakat.

Tugas Anda sebagai pendamping adalah memastikan :

      1. Bagaimana monitoring yang akan dilakukan oleh masy sendiri tsb mjd bagian dari disain / rancangan kegiatan
      2. Monitoring dipandang sama pentingnya dengan aksi kegiatan itu sendiri
      3. Panitia sangat komit dengan monitoring
      4. Panitia melaksanakan monitoring
      5. Panitia melaporkan kepada seluruh masyarakat, dan meminta pula pihak-pihak lain yang memantau kegiatan juga melakukan hal yang sama

g. Mengorganisir Aksi;

Dalam mengorganisir aksi, harus dilakukan identifikasi terhadap individu-individu yang mampu melaksanakan tugas-tugas tertentu. Jika tugas-tugas telah diidentifikasi, maka tidak kemudian semuanya dibebankan kepada panitia.

Sejumlah besar tugas tidak seharusnya dibebankan kepada satu orang saja, seperti ketua panitia. Penting untuk mendelegasikan tugas-tugas ke anggota-anggota masyarakat sebanyak mungkin.

Beri penekanan pada nilai penting sebaran partisipasi dan kontribusi masyarakat pada segala aspek.

    1. Melaksanakan Aksi;
      1. Mengimplementasikan Rencana Masyarakat
      2. Mengimplementasikan rancangan monitoring
      3. Pemenuhan kebutuhan skill masyarakat untuk implementasi aksi melalui training-training
      4. Mengadakan komuniasi intensif antara panitia dengan masyarakat melalui pertemuan/rapat, pelaporan, dan peninjauan bersama ke lapangan
      5. Peresmian; hal ini penting untuk meningkatkan pengakuan publik, serta validasi dan legitimasi terhadap keseluruhan proses / tahapan yang telah dilampaui. Peresmian juga meningkatkan kepedulian, transparansi, dan menjadikan kegiatan / aksi masyarakat lebih bermakna
    2. Mengupayakan Keberlanjutan

(dari berbagai sumber)




DASAR-DASAR COMMUNITY ORGANIZING – PELAKSANAAN


  1. TAHAP PELAKSANAAN

    1. Mendapatkan Ijin dan Otorisasi;

Sebelum mulai bergerak, Anda perlu mendapatkan izin dan juga kerja sama yang aktif dari otoritas dan penguasa wilayah setempat. Ingat, Anda mempunyai 2 target utama, yaitu masyarakat dan otoritas / penguasa wilayah setempat.

i. Tujuan pendampingan ke Masyarakat :

menguatkan masyarakat melalui upaya aksi masyarakat untuk menolong dirinya sendiri

ii. Tujuan pendampingan ke otoritas wilayah :

mengupayakan keberlanjutan melalui peningkatan kemampuan politik dan administratif

    1. Membangkitkan Kesadaran;

Setelah menyiapkan diri Anda sendiri dan memperoleh lampu hijau dari otoritas setempat, kini saatnya mendorong masyarakat untuk beraksi. Mulailah dengan mengajak masyarakat melakukan pertemuan bersama semua lapisannya tanpa kecuali, termasuk wanita, pemuda, orang-orang tidak mampu, etnik minoritas, orang-orang yang menarik diri dari masyarakat, orang-orang buta huruf, serta orang-orang miskin dan terpinggirkan.

Anda mendampingi mereka tidak untuk memecahkan masalah mereka, tidak untuk membagikan uang, membawakan proyek, namun Anda hadir di tengah-tengah mereka untuk membantu mereka dan meyakinkan kepada mereka bahwa mereka sendiri dapat mengidentifikasi problem dan mengatasi permasalahan mereka sendiri.

    1. Menyatukan Masyarakat;

Banyak sekali karakter yang membuat masyarakat terbagi-bagi seperti suku, kelompok etnis, agama, gender, usia, latar belakng pendidikan, kemampuan fisik dan mental, pekerjaan, tingkat pendapatan, kekayaan, akses terhadap lahan, dan masih banyak lagi.

Ingat bahwa Anda tidak bertujuan untuk menjadi masyarakat menjadi serba sama dalam segala hal, namun mengupayakan agar seluruh lapisan masyarakat itu loyal kepada masyarakatnya sendiri secara keseluruhan; munculnya toleransi, dan saling menghormati,

    1. Mengadakan Dialog dengan Masyarakat;

Lakukan pertemuan-pertemuan dengan seluruh lapisan masyarakat, tanyakan banyak hal terutama kepada mereka yang pendiam dan pemalu, jangan biarkan ada yang mendominasi. Lakukan banyak brainstorming, jangan biarkan mereka banyak berdebat, saling mengkritik, saling memotong pembicaraan.

Anda harus mencatat semua saran yang muncul dari siapa pun. Fasilitasilah mereka untuk membuat keputusan sendiri.

    1. Pacu Masyarakat dengan Tantangan

Pilihan usulan yang diprioritaskan masyarakat sendiri, pada awalnya mungkin tidak begitu dapat memecahkan persoalan dengan baik. Karena itu di awal-awal janganlah pasif begitu saja menerima usulan mereka.

Beri mereka tantangan untuk menganalisis masalahnya dan mencari solusi-solusi yang lebih praktis dan fisibel / layak, sehingga masyarakat akan merespon dengan menguji kembali berbagai prioritas masalahnya dan mendefinisikan kembali usulan-usulan prioritasnya.

    1. Biarkan Masyarakat Memilih Sendiri

Penting bagi keberhasilan Anda bahwa keputusan akhir adalah di tangan masyarakat secara keseluruhan, bukan sekedar keinginan satu atau dua kelompok masyarakat saja.

Masyarakat mungkin mempunyai tujuan sendiri (seperti membangun MCK umum), sedangkan seorang kader / pendamping masyarakat juga memiliki tujuan sendiri (yaitu menguatkan masyarakat), pastilah hal ini tidak sama.

Jika pembangunan MCK ini dilakukan tanpa ada penguatan masyarakat, tanpa peningkatan kesetaraan gender, tanpa peningkatan transparansi, tanpa menumbuhan kepercayaan akan kemapuan sendiri, maka Anda gagal mewujudkan tujuan pendampingan masyarakat.

    1. Mengorganisir Kekuatan

Banyak faktor-faktor antar masyarakat yang mungkin sama, namun efektivitas dalam mengorganisir diri menentukan kekuatan dan kelebihan mereka atas yang lain.

(dari berbagai sumber)