Senin, September 07, 2009

Renungan Ramadhan - 3




Altruisme tanda Keimanan Seseorang



Alllah SWT berfirman dalam Surat Al-Fajr (89) : 15 – 20 :



015. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". 016. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". 017. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, 018. dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, 019. dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil), 020. dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.






Abul A'la Al Maududi dalam tafsirnya Tafhimu Al Qur'an menyatakan sebagai berikut :



Demikianlah pandangan materialistik manusia, ia menganggap kekayaan, posisi, dan kekuasaan di dunia ini segala-galanya. Jikalau ia mampu mencapainya, ia diliputi kebanggaan dan berkata, Tuhan telah memuliakanku, dan jikalau ia gagal, ia berkata Tuhan telah menghinakanku. Kriteria kemuliaan dan kehinaan dalam pandangannya adalah atas dasar kepemilikan atau tidak memiliki kekayaan, posisi, dan kekuasaan. Padahal apapun yang Allah telah berikan kepada seseorang di dunia ini adalah dalam rangka ujian. Jikalau Allah mengkaruniakan kepadanya kekayaan dan kekuasaan, hal itu adalah dalam rangka menguji apakah ia menjadi orang yang bersyukur atau tidak bersyukur. Jikalau Allah mejadikan ia miskin, hal inipun dalam rangka ujian untuk melihat apakah ia tetap merasa berkecukupan dengan apa yang ada dan tetap bersabar terhadap kehendak Allah serta berani menghadapi dalam batas-batas yang diperbolehkan, atau sebaliknya ia melampaui batas moralitas dan kejujuran serta mengutuk / menyalahkan Tuhannya.






Sekali-kali tidak demikian. Allah menyatakan bahwa bukan atas dasar pandangan materialistis tolok ukur mulia dan hina seseorang itu, melainkan berdasarkan etika moral yang baik dan etika moral yang buruk.






Beberapa etika moral yang buruk yang menjadikan manusia terhina antara lain adalah :



a) Tidak memuliakan anak yatim



b) Tidak mengajak memberi makan orang miskin



c) Rakus terhadap harta warisan



d) Rakus terhadap harta dunia dengan tidak peduli bagaimanapun cara memperolehnya.






Dari sini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tolok ukur kemuliaan manusia ada pada sikap altruisme yang ada pada dirinya, sikap lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri. Harta / kekayaan yang diperolehnya, posisi / jabatannya, dan kekuasaannya ternyata tidak akan mampu mengangkat derajatnya sebagai seorang manusia mulia di hadapan Allah SWT hingga ia memuliakan orang-orang terlantar, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sengsara hidupnya dengan hartanya, dengan posisinya, dengan kekuasaannya, dengan ajakannya (upaya keras baik dengan ucapan, tulisan, perbuatan, pengorganisasian, penggalangan dana, kampanye, membuat kebijakan, aturan, perundangan, dan seluruh upaya keras lainnya) kepada orang-orang kaya, kepada pemegang kuasa, dan kepada seluruh masyarakat lainnya untuk turut mengatasi kemiskinan, keterlantaran, kepapaan, kemelaratan, kelaparan, kebodohan, keterbelakangan, ketersiksaan, ketakutan.



Tema di atas sejalan dengan ayat 1-3 surat Al-Ma'un. Bahwasanya ketidakpercayaan atau pengingkaran atau pendustaan kepada hari kiamat, hari pembalasan segala amal perbuatan, hari penentuan akhir bahagia dan sedih seseorang, akan memunculkan paling tidak dua karakter jahat dalam diri manusia, yaitu ketiadaan komitment terhadap keterlantaran anak yatim dan orang miskin.










Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!