Selasa, September 08, 2009

Renungan Ramadhan - 4


Altruisme, Tanda Ketakwaan Seseorang



Allah SWT berfirman dalam surat Adh Dhariyat (51) ayat 15 – 19 sebagai berikut :


015. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, 016. sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; 017. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; 018. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). 019. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.



Mengkomentari rangkaian ayat di atas Abul A'la al Maududi dalam tafsirnya Tafhim al Qur'an sebagai berikut :


Terdapat tiga kualitas dasar orang-orang beriman dan beramal saleh yang menjadikan mereka sangat layak, patut dan memang sangat pantas menjadi penghuni surga, yaitu :



a) Mereka percaya kepada hari pembalasan segala amal, hari kebangkitan, hari pertanggungjawaban, dan menahan diri dari segala perbuatan dan sikap yang akan membuat celaka pada kehidupan setelah mati kelak, menurut petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

b) Mereka melakukan segenap upaya yang keras dan terbaik yang bisa mereka lakukan dalam penghambaan kepada Allah dan senantiasa berusahan untuk mendapatkan pengampunan dari Allah alih-alih berbangga dengan kesalehan mereka.

c) Mereka memperlakukan diri sebagai pelayan para hamba Allah.


Bahwasanya hak orang-orang yang membutuhkan terhadap harta kekayaan orang-orang beriman di ayat ke 19 bukanlah bagian zakat yang telah diwajibkan oleh agama. Namun ada satu keyakinan dari orang beriman bahwa masih ada hak / kebutuhan terhadap harta kekayaannya bahkan setelah ia melunasi kewajiban zakatnya dan ia mengeluarkan harta kekayaan itu dengan ikhlas / sepenuh hati sekalipun tidak diwajibkan secara syariah.


Ruh dari perintah Allah ini adalah bahwa orang beriman dan beramal saleh tidak pernah salah paham bahwa dengan berzakat berarti telah gugur kewajiban mereka terhadap Allah dan para hamba-Nya yang membutuhkan dan setelahnya tidak ada lagi keterikatan mereka untuk menolong orang-orang miskin dan yang membutuhkan. Sebaliknya setiap hamba Allah yang benar-benar saleh dan baik, tetap siap sedia untuk melakukan kebaikan / pemberian apapun yang dapat ia lakukan dengan sepenuh hati. Ia tidak akan pernah melalaikan kesempatan apapun untuk melakukan kebaikan / pemberian kepada manusia di muka bumi ini. Ia tidak pernah berpikiran bahwa telah banyak kebaikan / pemberian yang telah ia lakukan dan sekarang sudah cukup. Siapapun yang meyakini nilai-nilai kebaikan dan kebenaran, tidak akan menganggap hal ini (bahwa terus menerus memberi dan berbuat baik) sebagai sebuah beban, namun tetap akan melakukan dan terus melakukan. Tetap menganggap bahwa dengan melakukan berbagai kebaikan dan pemberian pasti akan memberikan kebaikan pada dirinya, bukannya malah merugikan atau membangkrutkan dirinya.







__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com