Jumat, Desember 18, 2009

Berhasil atau gagal, Anda Sendiri yang Memilih – Renungan Akhir Tahun Hijriyah

Di antara salah satu sifat dominan manusia adalah tidak mau disalahkan, susah mengakui kesalahan, dan paling gampang menyalahkan orang lain. Suatu kejelekan dan kegagalan yang menimpa kita seringkali begitu mudahnya kita melemparkan penyebabnya entah karena pimpinan yang tidak becus, anak buah yang tidak loyal, anak yang malas, suami yang tidak setia, istri yang pembangkang, orang tua yang keras kepala, anak yang malas, tetangga yang angkuh, masyarakat yang anarkhi, ataupun bahkan negara dan pemerintah yang bobrok. Begitu mudahnya semudah kita mengklaim setiap bentuk keberhasilan dan kebaikan adalah karena kepiawaian-ku.



Di saat kita melemparkan penyebab kegagalan dan kejelekan kepada orang lain atau pihak lain di saat itu akan ada beberapa hal buruk lainnya sebagai tambahan / bonus kegagalan dan kejelekan yang sudah menimpa kita dan celakanya lagi hal ini tidak kita sadari sama sekali, yaitu :


ª Kita memposisikan diri kita sendiri sebagai korban atas perbuatan atau pihak lain yang kita anggap menguasai kita. Sebagai korban mungkin kita akan mendapatkan belas kasihan dari pihak lain, atau rasa simpati dan empati dari orang lain. Namun dalam jangka panjang hal ini tidak ada gunanya sama sekali bahkan bisa jadi akan semakin menjadikan situasi menjadi lebih buruk lagi.


ª Pilihan sebagai korban berarti kita telah memvonis diri kita tidak berdaya. Kita tidak mampu keluar dari situasi buruk seperti ini. Kita tidak punya jalan lain kecuali menunggu situasinya berubah dengan sendirinya, orang lain berubah dengan sendirinya, pihak lain berubah dengan sendirinya.


ª Kita melepaskan tanggung jawab kita sendiri, tanggung jawab peran kita sendiri. Hal ini sama dengan kita mengelak dari posisi penyebab sesuatu yang menimpa kita tersebut. Dengan melepas tanggung jawab, maka kita seakan tidak ada kekuatan sama sekali untuk melakukan perbaikan. Dengan mengambil alih posisi tanggung jawab sepenuhnya atas apa yang sedang terjadi (meskipun ini sangat sulit), maka kita akan tergerak untuk menjadi agen perubahan yang berarti memiliki kekuatan untuk memilih melakukan perubahan ke arah yang baik.


ª Menyalahkan pihak lain, atau situasi yang tidak mendukung hanya akan memberikan jalan keluar yang paling mudah namun menipu. Anda tidak mempunyai pilihan-pilihan lainnya kecuali hanya satu, yaitu pihak lain atau situasi harus berubah terlebih dahulu.


ª Kita tidak akan mempunyai pilihan-pilihan. Kehidupan apapun yang menimpa kita hakikatnya adalah pilihan kita sendiri. Kita yang menciptakan dunia kita sendiri, kita yang menciptakan nasib kita sendiri. Bukan orang lain yang menciptakan kegagalan kita, bukan orang lain yang menciptakan ketidakberuntungan kita, kita sendiri yang menciptakan kehebatan kita dan keberuntungan kita. Karena itu celalah diri sendiri atas kegagalan, kejelekan dan keburukan yang menimpa kita, jangan mencela orang lain, karena kita sendiri yang memilihnya.


ª Menyalahkan pihak lain atau situasi sekitar kita berarti kita mencetak mekanisme berpikir kita menjadi negatif. Kita terus melatih pikiran-pikiran kita untuk berpikir negatif yang pada akhirnya membuat keyakinan-keyakinan kita pun negatif. Kita menutup peluang-peluang keberhasilan dan kebaikan melalui cara berpikir dan keyakinan kita yang negatif. Pikiran dan keyakinan negatif bagaikan magnit yang sangat kuat, sedemikian kuatnya hingga mampu menarik hal-hal negatif yang ada di sekitar kita.



Perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri. Kita tidak bisa menunggu pihak lain berubah, orang lain berubah, lingkungan berubah, masyarakat berubah, pimimpin berubah, anak buah berubah, anak kita sendiri berubah, tetangga kita berubah, orang tua kita berubah, suami kita berubah, istri kita berubah, masyarakat kita berubah, negara kita berubah, pemerintah kita berubah. Mengubah semua itu adalah sangat sulit, maka pilihan yang paling mudah adalah mengubah terlebih dahulu diri kita sendiri.



Karena itu (sebagaimana dikutip dari Adam Khoo dan Stuart Tan dalam Master Your Mind, Disign Your Destiny) pilihannya adalah :


Jika kita ingin memiliki anak-anak terbaik, maka jadilah orang tua yang terbaik.


Jika kita ingin istri yang baik, maka jadilah suami yang baik pula.


Jika kita ingin suami yang sempurna, maka jadilah istri yang sempurna pula.


Jika kita ingin memiliki anak buah yang terbaik, maka jadilah bos dan pemimpin yang terbaik pula.


Jika kita ingin menarik pelanggan terbaik, maka kita harus menjadi perusahaan yang terbaik pula.


Jika kita ingin mendapatkan kekayaan yang terbanyak, maka kita harus mampu memberikan nilai tambah yang terbanyak pula.



Karenanya menurut Pak Adam Khoo dan Mr. Stuart Tan ini, sering-seringlah kita berlatih membuat pernyataan bahwa sayalah yang memilih.


Sayalah yang memilih untuk merasa depresi.


Sayalah yang memilih berkomunikasi dengan cara yang membuat mereka tidak memahami saya.


Sayalah yang memilih membiarkan staf saya tidak memiliki motivasi.


Sayalah yang memilih hasil yang buruk


Sayalah yang memilih membiarkan mereka memanfaatkan diri saya


Sayalah yang memilih membiarkan kesehatan saya jelek


Sayalah yang memilih ............................



Sebagai akhir renungan



Terkutip dalam Al-Qur'an surat An Nisaa' (4) ayat 79 sebagai berikut :


"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri....."



Dan bahkan syetan pun (yang selama ini kita anggap sebagai biang keladi berbagai kerusakan dan keburukan di antara manusia) pada saat hari pengadilan kelak, mengelak dari berbagai tuduhan manusia kepadanya dengan mengatakan dalam Al-Qur'an surat Ibrahim (14) ayat 22 sebagai berikut :


"...... Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencercaku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri......"

Selamat Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1431 H, semoga kebaikan dan keberhasilan senantiasa menjadi pilihan kita








Apa dia selingkuh?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!