Sabtu, Juli 28, 2012

JALAN KEBAIKAN = JALAN PENDAKIAN


Kita telah diberikan karunia yang luar biasa banyaknya , oleh Allah SWT dengan berbagai karunia.  Salah satu yang paling terasa dan yang seringkali kita anggap paling penting  adalah karunia harta benda, kecukupan harta benda, atau kelimpahan harta benda.  Untuk apa kemudian harta benda yang melimpah ini dikaruniakan kepada kita ?  Jawabannya pastilah banyak sekali dari berbagai perspektif, mulai dari perspektif agama, perspektif ekonomi, perspektif politik, hingga perpektif social.  Allah SWT berfirman dalam surat Al Balad (negeri), surat ke 90 ayat 11 – 16 sebagai berikut :

ƒ  Mengapa ia tidak mau menempuh jalan yang sulit (dengan harta benda yang dimilikinya) ?
ƒ  Tahukah kamu, apa jalan yang sulit itu (pertanyaan untuk menegaskan betapa mulianya jalan sulit ini) ?
ƒ  Membebaskan perbudakan (mulai dari memberikan tebusan bagi sang budak untuk bebas dari tuannya, membebaskan orang terhutang dari jeratan / lilitan pemberi hutang, memberikan pembelaan / jaminan pada seseorang terhukum yang tidak memiliki tebusan / jaminan apapun sehingga bisa lepas dari jeratan hukuman, pendek kata mengupayakan pembebasan dari segala jenis / model perbudakan yang ada di muka bumi)
ƒ  Atau memberikan makanan pada saat terjadinya bencana kelaparan (bagaimana menjamin penghidupan manusia secara layak pada kondisi yang paling kritis sekalipun)
ƒ  Kepada anak-anak yatim yang masih famili atau kerabat dekat (mulai dari orang-orang terpuruk yang paling dekat dengan dia, termasuk tetangga atau teman dekat, dan siapa lagi kalau bukan saudara atau kerabat, atau tetangga, atau teman dekat yang paling bisa diharapkan pertolongannya)
ƒ  Atau kepada orang-orang miskin yang sangat papa / fakir (memberikan jaminan penghidupan, mengupayakan pemberdayaan ekonomi setahap demi setahap, terhadap orang-orang yang berada pada kondisi paling kritis dan tidak berdaya sama sekali bahkan untuk menopang hidupnya sendiri)

Al Maududi mengeksplorasi ayat di atas sebagai berikut :
Dalam bahasa Arab اقْتَحَمَ bermakna memperlakukan diri sendiri dengan tugas-tugas yang berat dan melelahkan.  Sedangkan الْعَقَبَةَ bermakna alur yang curam yang melintasi gunung menuju puncaknya.  Inilah jalan yang tidak popular.  Jalan yang tidak banyak disukai orang.  Jalan yang tidak banyak dipilih orang karena menolong subyek-subyek tersebut di atas tidak tidak akan membuat seseorang menjadi terkenal.  Jalan yang tidak bisa diharapkan mendapatkan profit nyata baik secara kekuasaan, ketenaran, apalagi secara profit ekonomi.  Inilah jalan yang berat, melelahkan, lagi mendaki.  Jalan agung yang akan membawa para penempuh jalan ini kepada ketinggian kedudukan dan moral yang agung di hadapan Allah SWT. 

Betapa agungnya jalan pendakian ini bisa dilihat dari betapa besarnya balasan Allah terhadap para pendaki jalan ini.  Banyak sekali hadis Nabi Muhammad SAW yang menjanjikan balasan syurga, terlindungi segenap bagian tubuhnya dari api neraka, pahala sebanyak rambut kepala anak yatim yang dia santuni, bahkan nabi menjanjikan bagi siapapun yang menyantuni dan menjamin kehidupan anak yatim akan berdampingan dengan beliau di syarga bagaikan dua jari telunjuk dan tengah yang berdampingan satu sama lain.  Jalan ini juga diriwayatkan sebanding dengan jalan jihad membela dan meninggikan agama Allah di muka bumi.

Para professional di bidang pemberdayaan masyarakat, yang telah memilih jalan pemberdayaan sebagai pilihan hidupnya.  Jadikan jalan ini benar-benar jalan agung sebagaimana yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya akan balasannya.  Marilah jalan ini kita jalankan secara professional, kita jalankan secara sungguh-sungguh, kita jalankan dengan penuh kebanggaan karena inilah jalan agung pilihan Allah dan kita sambut dengan penuh rasa cinta.  Janganlah justru kita nodai, kita kotori dan kita khianati jalan agung ini dengan mementingkan kepentingan kita, pamrih kita, hasrat nafsu kita, apakah nafsu ketenaran, nafsu harta, dan nafsu kekuasaan.

Marilah kita sambut ridha Allah yang membentang di atas jalan ini dengan penuh suka cita.