Sabtu, 29 Ramadhan 1430 H Para kafilah yang mulia mulai mengemasi barang-barang dagangan berharga mereka. Waktunya telah cukup diberikan untuk melakukan perniagaan paling menguntungkan dengan mereka. Barang perniagaan tiada ternilai yang dibawa kafilah mulia ini adalah rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka. Mereka menjualnya dengan harga yang sepadan yaitu puasa, istighfar, shalat malam, tilawatil qur'an, zikir, doa, i'tikaf, kejujuran, kedermawanan, perkataan baik, persaudaran, silaturrahim, dan penahanan diri dari segala akhlak buruk. Oh, betapa sedihnya hati ini ditinggalkan mereka. Berhari-hari mereka berkeliling menawarkan barang perniagaan berharga ini. Namun kami-kami ini rasanya enggan membeli. Kami-kami ini membeli dengan setengah hati, seakan-akan kafilah mulia ini yang butuh perniagaan ini, padalah barang yang mereka bawa sangat kami butuhkan untuk kehidupan kami saat ini dan saat mendatang, sepanjang masa kehidupan kami. Kami-kami ini rasanya yakin sekali bahwa kafilah mulia ini akan hadir lagi tahun depan. Namun setelah para kafilah mulia ini pergi, mulailah sesal mendalam menghinggapi kami-kami ini. Sang penasihat di antara kami berkata "mengapa di saat kehadiran mereka di tengah-tengahmu, engkau tidak bergegas menyambut dan menemui mereka ?" "Mengapa justru di saat mereka telah pergi, kini engkau sibuk ke sana ke mari mencari mereka ?" "Yakinkah engkau bahwa tahun depan saat kafilah mulia ini datang lagi, engkau masih tetap tinggal di kampung ini ?" Oh, Ramadhan al-Mubarak, kini saatnya engkau harus bergegas meninggalkan kami. Engkau meninggalkan kenangan indah yang tak terlupakan sepanjang hidup kami. Meleleh air mata ini karena sedih dan sesal dengan perpisahan ini. Meleleh air mata ini karena haru atas banyaknya kebaikanmu. Maafkanlah kami yang tidak menyambutmu dengan sambutan yang semestinya kami berikan kepada tamu teragung yang pernah mengunjungi kami. Ya Allah, maafkanlah segala dosa kami ini, kami mengakui segala kezaliman kami ini. Ya Allah berikanlah kami kesempatan untuk menyambut dengan layak tamu agung ini. Wahai tamu agung, wahai kafilah agung, wahai Ramadhan al-Mubarak, sudilah kiranya engkau datang lagi ke kampung kami ini, .... kami sangat merindukanmu. |
"
Apakah saya bisa menurunkan berat badan?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! "