Rabu, Juni 10, 2009

Jadilah kaya dengan banyak memberi .......................



Pernahkah kita berpikir bahwa pemberian-pemberian kita kepada orang lain itu apa pun bentuknya seakan bagai magnit yang akan menarik kebaikan-kebaikan apa pun bentuknya kepada diri kita sendiri ? Orang yang memikul beban orang lain seakan sedang mempersiapkan sandaran bagi beban-bebannya sendiri. Orang yang menjamin kehidupan seorang manusia di muka bumi ini seakan menjamin kehidupan seluruh umat manusia.



Cobalah setiap hari kita memberikan kebaikan-kebaikan kepada siapapun. Kepada siapapun kebaikan itu kita berikan, maka kebaikan itu akan kembali lagi kepada kita, meskipun bukan langsung dari orang yang kita beri kebaikan itu sendiri. Jadilah orang yang kaya dengan banyaknya memberi. Orang yang kaya adalah orang yang banyak memberi. Dengan banyak memberi kepada orang lain, berarti kita sedang menempatkan posisi kita pada orang yang berkelebihan. Kebiasaan memberi yang banyak ini akan menciptakan image pada diri kita bahwa kita memang berkelimpahan. Keyakinan diri bahwa kita berkelimpahan inilah yang akan menarik berbagai kebaikan meluncur kepada diri kita.



Dengan banyak memberi, berarti kita sedang mempersiapkan diri kita untuk menjadi orang kaya.





Salam Sukses




Achmad Saladin




Lebih bersih, Lebih baik, Lebih cepat - Yahoo! Mail: Kini tanpa iklan. Rasakan bedanya!

Menjadi kaya dengan penuh syukur ...............



Wahai teman, adakalanya kita merasa selalu ada saja yang kurang dalam hidup ini. Rasanya masih ada saja yang kita rasakan belum cukup. Kekayaan demi kekayaan, harta demi harta, berlalu kita himpun setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun dan bahkan hampir sepanjang hidup kita, tanpa terasa, tapi ternyata kita masih belum merasa cukup.



Tanpa terasa kita telah menjalani hidup ini berpuluh tahun hingga kondisi kita saat ini. Dulu kita lahir tanpa membawa apapun, hanya tangisan. Saat pertama kali kita hadir di dunia ini, kita tidak punya target dan ditarget untuk mengumpulkan harta. Dan sekarang kita berlimpah harta. Kita menjalani hidup ini dengan penuh rahmat dan kasih sayang Tuhan. Saat ini kita menjadi orang berpunya, dulunya tidak membawa apapun di dunia ini. Ke manakah rasa syukur kita ? Berpuluh tahun kita menikmati hidup di dunia ini gratis. Oksigen gratis, sinar matahari gratis, detak jantung gratis, pencernaan makanan gratis, ginjal, liver, mata, semua ini berlalu seakan tak ada harga dan nilainya di mata kita, hingga berpuluh-puluh tahun.



Apa yang kita miliki saat ini, kekayaan kita saat ini banyak sedikitnya kekayaan kita saat ini tergantung pada seberapa banyak syukur kita para rahmat dan kasih Tuhan pada kita hingga saat ini. Berapapun nilai kekayaan kita, di mata orang yang tidak pandai bersyukur, tetaplah sedikit dan sebaliknya berapapun kekayaan kita, di mata orang yang pandai bersyukur, sangatlah banyak.



Menjadi orang yang pandai bersyukur berarti mempersiapkan diri kita untuk menjadi golongan orang-orang yang paling kaya.





Salam Sukses




Achmad Saladin




Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya!

Sabar penolong kita yang utama .....................



Sesekali permasalahan demi permasalahan datang menghampiri kita. Bahkan tidak hanya sesekali, namun seakan menjadi rutinitas dalam keseharian kita. Kita ingin sekali hidup ini tanpa permasalahan. Kita ingin hidup ini adem anyem tanpa gejolak, riak dan onak yang membuat kita takut mengarungi bahtera kehidupan.



Namun bagaikan orang menambang emas, maka pasirnya harus berkali-kali ditapis dengan air, digoyang-goyangkan pasirnya berkali-kali hingga akhirnya ditemukan pecahan kecil saja emas murni.



Bagaikan upaya untuk memurnikan logam, perlu pula campuran berbagai benda itu dipanaskan di dalam tungku yang amat panas. Dalam waktu yang lama pada akhirnya diperolehlah cairan logam yang murni.



Karakter, integritas, dan kredibilitas kita juga demikian halnya dengan logam murni dan emas murni. Manusia-manusia pilihan akan muncul dengan banyaknya rintangan, hambatan, dan permasalahan yang harus mereka hadapi terlebih dahulu. Semuanya itu seakan bagai tapisan pasir sungai untuk menyaring emas murni, atau tungku panas yang akan membakar segala campuran atau imitasi dan akhirnya yang tersisa hanya logam murni.



Untuk naik pangkat, untuk naik kelas, semua harus dilalui dengan ujian. Begitu juga, untuk menjadi manusia pilihan, manusia terbaik, harus dilalui dengan berbagai cobaan, tantangan, hambatan, rintangan dan berbagai permasalahan.



Kawan anggap semua itu seperti kita menghadap ujian kenaikan kelas saat kita sekolahan dulu. Kalau kita optimis kita pasti akan lulus dan akan naik kelas. Tapi kalau kita tidak optimis, kita pesimis, kita tidak yakin dan meragukan kredibilitas kita sendiri, maka bayangan tidak naik kelas sudah kita hadirkan sendiri di dalam benak kita.



Kawan, yakinlah, bahwa segala sesuatu itu pasti akan berlalu. Masa akan lewat dan kita akan menghadapi moment lainnya. Lupakan segera karena kita akan segera menghadapi moment lain, lengkap dengan tantangan lain, yang ini pun merupakan media ujian kenaikan kelas lainnya.



Jangan takut menghadapi apapun di dunia ini, sabarlah, sabarlah, karena kesabaran adalah senjata utama orang-orang terpilih. Senantiasa minta tolonglah kepada Tuhan yang Maha Kuasa, pemilik segala kekuatan, pemilik segala kerajaan, pemilik segala kekuasaan. Apapun yang saat ini melekat pada kita hakikatnya adalah milik-Nya. Kita ini tidak memiliki apa-apa, dan pada saatnya semua yang melekat di kita akan diambil-Nya kembali, karena Dia-lah pewaris segala sesuatu di dunia ini. Jadi apa yang kita takutkan di dunia ini, karena kita tidak memiliki apa-apa, dan bahkan kita-pun milik-Nya.




Salam Sukses




Achmad Saladin




Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya!