Selasa, Juli 24, 2012

SEPUTAR PEMAHAMAN TENTANG “COMMUNITY ORGANIZING – (CO)”



1.        CO menurut definisi yang paling kritis adalah merujuk pada mengorganisasikan sesuatu pada area kehidupan tertentu yang didefinisikan secara geografis seperti masyarakat miskin perkotaan atau perdesaan.  Namun demikian, prinsip-prinsipnya telah digunakan secara luas untuk pengorganisasian kelompok-kelompok sektoral yang tidak mesti tinggal di lokasi yang jelas, seperti pekerja pabrik atau murid sekolah. 
2.        CO mempunyai makna memberdayakan masyarakat.  Tujuan utamanya adalah adalah terjadinya transformasi ketidakadilan sosial, ketidaksetaraan, dan kemiskinan.
3.        CO mempunyai dua ranah, yaitu sebuah proses dan sebuah orientasi.  Yaitu orientasi bagi terwujudnya transformasi sosial.
4.        CO adalah pendekatan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk melakukan transformasi bagi sikap-sikap apatis, individualistis, dan orang miskin yang tidak berdaya kepada kondisi masyarakat yang dinamis, partisipatoris, dan yang responsif secara politis.  Kadang-kadang CO dipersamakan dengan satu bentuk “experiential learning”, sebuah proses pendidikan non formal yang radikal.
5.        Selama tahun 1994, National Rural CO Conference, CO telah didefinisikan sebagai proses pembangunan organisasi masyarakat secara kolektif, partisipatif, transformatif, membebaskan, sustainabel dan sistematis melalui mobilisasi dan memperkuat kemampuan dan sumberdaya masyarakat bagi penyelesaian issu-issu mereka sendiri dan menaruh perhatian pada terjadinya perubahan kondisi existing dan kondisi ekploitatif yang opresif.
6.        Prinsip-prinsip CO sebagai berikut :
·         Kondisi sosial dari kemiskinan mereka sendiri memberikan kesempatan untuk penyadaran masyarakat.
·         Berbagai taktik yang diambil seharusnya merupakan bagian dari pengalaman masyarakat, bukannya pengalaman dari target.
·         Seseorang akan belajar dengan lebih efektif dan lebih mendalam apabila berasal dari pengalaman nyatanya sendiri.  Dari sini pentingnya ada refleksi atas berbagai aksi, atau refleksi atas pengalaman-pengalamannya.  Aksi – refleksi membentuk satu bagian integral dari metodologi CO.
·         Proses pengorganisasian bergerak dari yang sederhana, konkrit, jangka pendek dan issu-issu personal, ke arah yang lebih kompleks, abstrak, jangka panjang dan issu-issu sistemik.
·         Seseorang senantiasa perlu untuk memperdalam dan memperluas cakrawala pandangnya, karenanya ia harus senantiasa bergerak dari yang khusus ke yang lebih universal, dari konkrit ke yang abstrak, untuk mengaplikasikan pengalamannya dan pelajaran dari pengalaman tersebut pada situasi yang lainnya.  Dari sini dibutuhkan teori, kebutuhan akan membaca, dan kebutuhan untuk mempertemukan pelajaran-pelajaran dari berbagai pengalaman lain untuk lebih menyempurnakan cakrawala pandang seseorang sehingga menjadi lebih dalam dan luas.
·         Dari seluruh proses pengorganisasian ini, tetap saja pada akhirnya masyarakat sendiri yang harus mengambil keputusan mereka sendiri.

ANALISIS STAKEHOLDER


Mengapa penting dilakukan analisis stakeholder ini ?
·         Untuk mengidentifikasi minat, kepentingan, dan pengaruh para stakeholder terhadap kegiatan program / proyek yang sedang berjalan.
·         Untuk mengidentifikasi kelembagaan-kelembagaan lokal berikut proses-proses untuk pengembangan kapasitasnya
·         Untuk membangun pondasi dan strategi partisipasi masyarakat.

Analisis stakeholder ini merupakan instrumen yang sangat penting untuk memahami konteks sosial dan kelembagaan dari satu kegiatan program / proyek.  Hal-hal yang diungkap dari tools ini bisa memberikan informasi sangat penting seawal mungkin tentang :
        i.            siapa saja yang akan dipengaruhi oleh program / proyek baik positif ataupun negatif;
      ii.            siapa saja yang mungkin memberikan pengaruh terhadap program / proyek baik positif ataupun negatif;
    iii.            individu, kelompok, dan lembaga apa saja yang perlu dilibatkan dalam program / proyek serta bagaimana caranya; dan siapa saja yang perlu dibangun kapasitasnya agar turut berpartisipasi aktif di dalamnya.

Definisi stakeholder :
Adalah orang-orang, atau kelompok-kelompok, atau lembaga-lembaga yang kemungkinan besar terkena pengaruh dari satu kegiatan program / proyek baik pengaruh itu positif maupun negatif, atau sebaliknya yang mungkin memberikan pengaruh terhadap hasil keluaran program / proyek.

Langkah-langkah melakukan analisis stakeholder 
Langkah I, identifikasilah stakeholder-stakeholder kunci antara lain :
1)        Siapa saja penerima manfaat yang potensial dari kegiatan ini ?
2)        Siapa saja yang mungkin menerima dampak buruk dari kegiatan ini ?
3)        Apakah kelompok-kelompok yang rentan telah diidentifikasi ?  Siapa saja ?
4)        Apakah kelompok-kelompok pendukung dan kelompok-kelompok lawan juga telah diidentifikasi ?  Siapa saja ?
5)        Apa saja hubungan-hubungan yang terjadi di antara stakeholder-stakeholder tersebut ?

Langkah II, lakukan assessment terhadap kepentingan-kepentingan para stakeholder dan dampak-dampak potensial yang muncul dari kepentingan-kepentingan ini :
1)        Apa saja harapan-harapan yang muncul dari para stakeholder terhadap program / proyek ini ?
2)        Keuntungan-keuntungan / manfaat-manfaat apa saja yang mungkin akan diperoleh para stakeholder ?
3)        Sumberdaya-sumberdaya apa saja yang bisa atau bahkan mungkin sangat ingin dimobilisasi oleh para stakeholeder ?
4)        Apa saja kepentingan-kepentingan para stakeholder yang berlawanan dengan tujuan-tujuan program / proyek ?

Langkah III, lakukan assessment terhadap pengaruh dan kepentingan para stakeholder ini :
Untuk setiap kelompok stakeholder lakukan lakukan assessment terhadap ;
1)        Kekuasaan dan statusnya (politik, sosial, dan ekonomi)
2)        Derajat / level lembaga / organisasinya
3)        Penguasaan terhadap sumber-sumber daya yang strategis
4)        Pengaruh-pengaruh informal (seperti hubungan-hubungan personal)
5)        Relasi kekuasaan dengan stakeholder lainnya
6)        Arti penting terhadap keberhasilan program / proyek
Terdapat dua hal penting di sini, yaitu stakeholder yang mempunyai pengaruh (influence) dan stakeholder yang sangat berkepentingan / mempunyai arti penting (importance). 
C  Pengaruh/influence lebih menunjukkan tingkat kekuasaan yang dimiliki stakeholder terhadap jalannya program / proyek.  Hal ini dapat diuji melalui cara-cara pengendalian dan penguasaan mereka terhadap proses-proses pengambilan keputusan baik secara langsung maupun melalui penguasaan terhadap jalannya program / proyek atau sebaliknya melalui perintangan terhadap jalannya program / proyek.  Penguasaan ini bisa berasal dari status atau kekuasaan yang memang dimiliki, ataupun melalui hubungan informal dengan pemimpin-pemimpin formal yang dia miliki selama ini.
C  Kepentingan/importance berkaitan dengan tingkatan di mana pencapaian tujuan program / proyek sangat tergantung pada keterlibatan aktif yang diberikan oleh kelompok stakeholder bersangkutan.  Stakeholder yang berkepentingan terhadap program / proyek pada umumnya adalah yang kebutuhan-kebutuhannya bersesuaian dengan tujuan program / proyek.  Beberapa kelompok stakeholder mungkin sangat penting/importance terhadap satu program / proyek (seperti : kelompok perempuan perdesaan pada program kesehatan reproduksi), namun boleh jadi pengaruhnya/influence sangat-sangat terbatas terhadap program / proyek.  Kelompok stakeholder ini membutuhkan upaya-upaya khusus untuk lebih meningkatkan partisipasi mereka serta lebih meyakinkan mereka bahwa kebutuhan-kebutuhan mereka sungguh-sungguh sejalan dengan program / proyek.  
Baik pengaruh / influence maupun kepentingan / importance dari berbagai stakeholder ini bisa diranking dengan skala sederhana dan dipetakan satu sama lainny, sebagai langkah awal untuk menentukan strategi yang cocok bagi pelibatan mereka.  Kedua variabel utama ini juga bisa dilakukan assessment di tahap-tahap awal berdasarkan pengetahuan/informasi yang dimiliki oleh pihak-pihak yang sangat mengenal “kepedulian” para stakeholder tersebut terhadap program / proyek.  Namun demikian, assessment yang lebih mendalam perlu dilakukan melalui wawancara-wawancara secara langsung (diperlukan keterampilan bertanya).

Langkah IV, buatlah satu kerangka untuk menentukan strategi pelibatan stakeholder  :
Rencana pelibatan stakeholder ini didasarkan pada :
1)        Ketertarikan, pengaruh, dan kepentingan dari setiap kelompok stakeholder
2)        Upaya-upaya khusus yang diperlukan untuk melibatkan stakeholder-stakeholder yang penting / yang bekepentingan namun tidak mempunyai pengaruh.
3)        Bentuk-bentuk partisipasi yang memadai pada keseluruhan siklus program / proyek.
Berdasarkan hasil tiga tahap analisis stakeholder di atas, maka beberapa rencana pendahuluan dapat disusun untuk melibatkan kelompok-kelompok stakeholder tersebut dalam tahapan-tahapan program / proyek secara berurutan.
J   Stakeholder yang mempunyai daya pengaruh tinggi dan kepentingan yang tinggi pula, harus bisa dilibatkan sepenuhnya di seluruh tahapan program / proyek demi untuk memberikan keyakinan pada mereka bahwa keberhasilan program / proyek adalah atas dukungan mereka.
J   Stakeholder yang mempunyai daya pengaruh tinggi namun tidak terlalu berkepentingan, bukanlah target utama program / proyek, namun sangat mungkin menjadi penentang / opposan atau minimal selalu mengintervensi.  Dari sini, mereka perlu mendapatkan perlakuan bahwa keberadaan mereka itu adalah penting, selalu berikan pada mereka informasi-informasi, dan berikan pengakuan terhadap pandangan-pandangan mereka, hal ini perlu dilakukan agar tidak timbul keonaran dan konflik terbuka.
J   Stakeholder dengan pengaruh yang kecil namun kepentingan / arti penting terhadap proyek yang sangat tinggi membutuhkan upaya-upaya khusus dan strategi-strategi khusus, agar mereka menjadi yakin bahwa kebutuhan-kebutuhan mereka sejalan dengan tujuan program / proyek dan keterlibatkan mereka sungguh-sungguh sangat bermakna.
J   Stakeholder dengan pengaruh dan kepentingan yang kecil atau bahkan tidak sama sekali, mau tidak mau juga perlu dilibatkan dalam program / proyek namun tidak memerlukan statregi partisipasi / pelibatan mereka secara sangat khusus.

 
Sumber :  Participation and Social Assessment, Tools and Techniques,
                  compiled by Jennifer Rietbergen-McCracken, Deepa Narayan, IBRD-WB, 1998

Penggalian Gagasan di Kelompok Perempuan dengan Modifikasi Metode Jembatan Bambu

Penggalian Gagasan di Kelompok Perempuan dengan Modifikasi Metode Jembatan Bambu Berikut ini adalah langkah-langkah yang digunakan untuk memfasilitasi masyarakat khususnya pada forum-forum FGD di kelompok-kelompok perempuan untuk menghasilkan usulan-usulan yang lebih variatif dan benar-benar memenuhi kebutuhan kelompok masyarakat miskin. Karena forum FGD ini diikuti oleh warga dengan jumlah tidak terlalu banyak, maka bisa dilakukan secara pleno, atau apabila dirasakan perlu ada pembagian kelompok, lakukan dalam kelompok-kelompok kecil (3 - 4 orang saja per kelompok). Fasilitasilah mereka untuk membahas secara detail topik-topik bahasan di bawah ini (cukup satu kegiatan FGD membahas 1 topik saja) :

Langkah I : gambaran kondisi saat ini 
1. membuat gambar di setengah potongan kertas plano, yang menunjukkan kondisi kesehatan lingkungan yang ada di sekitar masyarakat Anda, khususnya masyarakat miskin.
2. membuat gambar di setengah potongan kertas plano, yang menunjukkan kondisi kesehatan ibu dan anak yang ada di sekitar masyarakat Anda, khususnya masyarakat miskin.
3. membuat gambar di setengah potongan kertas plano, yang menunjukkan kondisi pendidikan dasar dan menengah yang ada di sekitar masyarakat Anda, khususnya masyarakat miskin.
4. membuat gambar di setengah potongan kertas plano, yang menunjukkan kondisi yang dialami oleh kaum perempuan yang ada di sekitar masyarakat Anda, khususnya kaum perempuan yang ada di kalangan masyarakat miskin.

Langkah II : gambaran kondisi ke depan yang diharapkan  
a) membuat gambar kondisi yang diharapkan ke depan tentang kesehatan lingkungan yang ada di sekitar masyarakat, khususnya masyarakat miskin.
b) membuat gambar kondisi yang diharapkan ke depan tentang kesehatan ibu dan anak yang ada di sekitar masyarakat, khususnya masyarakat miskin.
c) membuat gambar kondisi yang diharapkan ke depan tentang pendidikan dasar dan menengah yang ada di sekitar masyarakat, khususnya masyarakat miskin.
d) membuat gambar kondisi yang diharapkan ke depan tentang kaum perempuan yang ada di sekitar masyarakat, khususnya kaum perempuan di kalangan masyarakat miskin.

Langkah III : inventarisir langkah-langkah kegiatan
i. Meletakkan gambar kondisi awal di sebelah kiri mereka dan gambar kondisi yang diharapkan di sebelah kanan mereka, buatlah jaraknya agak berjauhan (sekitar 1 m), dan hubungkan kedua gambar tersebut dengan garis hubung yang tebal.
ii. Menginventarisir seluruh langkah-langkah apa saja yang harus diambil untuk mewujudkan kondis ke arah gambaran yang mereka harapkan tersebut. Kali ini gunakan metaplan, satu langkah satu tulisan di metaplan. iii. Meletakkan tulisan-tulisan di metaplan tersebut di sepanjang garis hubung. Letakkan secara berurutan berdasarkan urutan logisnya, dan berilah angka yang berurutan di setiap metaplan yang dipasang. Langkah IV : menyusun rencana aksi Letakkan metaplan-metaplan yang telah dituliskan tersebut di bagan rencana berikut :
a. Urutan langkah-langkah kegiatan*
b. Sumber daya yang dimiliki yang mendukung untuk pelaksanaan kegiatan
c. Dukungan apa saja yang dibutuhkan dari pihak lain
d Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan bersangkutan

*sangat memungkinkan apabila dirasakan masih perlu disisipkan langkah-langkah lain yang belum terinventarisir di proses sebelumnya.