Selasa, Agustus 05, 2008

Berimproviasi dengan Tayangan Power Point (1)

Anggap saja Anda sudah tuntas dengan satu rangkaian cerita foto pada slide power point lengkap dengan animasinya sehingga sudah memenuhi foto yang "berbicara" atau foto yang "bunyi". Kali ini kita coba tingkatkan performance tayangan foto di power point kita dengan berbagai improvisasi berikut ini :


  1. Tayangkan rangkaian slide secara slide show, dengan memanfaatkan panel "Slide Show" di bagian atas, pilihlah "Rehearse Timings". Begitu Anda ketik, akan muncul tampilan slide-nya dengan bagian kiri atasnya menunjukkan lama waktu / durasi slide tersebut tampil (dalam detik). Begitu Anda rasa cukup sudah untuk menampilkan slide itu selanjutnya klik tanda panah kanan untuk men-set slide-slide berikutnya. Sampai setelah sile terakhir jangan lupa untuk men "save" setting-an Anda ini. Akan muncul kotak-kotak kecil yang memenuhi halaman layar Anda dengan bagian bawah menunjukkan durasi waktu tayang setiap slide. Berikutnya cobalah pekerjaan Anda dengan menekan panel "Slide Show" dan pilih "View Show". Kunci di sini adalah Anda harus memperkirakan berapa tayangan waktu untuk tiap slide, ada yang cukup singkat, namun ada pula yang harus agak lama, itu Anda sendiri yang tahu.
  2. Improvisasi berikutnya adalah menambahkan musik / instrumen untuk mengiringi rangkaian tayangan slide show ini. Caranya, buka slide pertama, pada posisi Normal View, jangan pada posisi Slide Show, klik panel " Insert", pilih "Movies and Sounds" pilih "Sound from File ... ". Silakan pilih file musik instrumen yang menurut Anda sesuai dengan topik / tema tayangan Anda. Sebisa mungkin pilih musik instrumen saja, karena bila ada syairnya pemirsa bisa akan turut hanyut dalam untaian kata-kata di syair lagu itu. Untuk menge-set jalannya lagu tadi pilih panel "Slide Show" pilih "Custom Animation". Di sebelah kanan slide akan muncul tayangan yang salah satunya menunjukkan file lagu Anda. Tempatkan mouse di file tersebut dan klik, serta tekan tanda panah ke bawah. Pilihlah pilihlah file lagu yang telah Anda Insert-kan, dengan tetap menekan klik kiri mouse Anda, pindahkan/geser ke urutan paling atas, setelah sampai di urutan paling atas, lepaskan klik kanan mouse tersebut. Berikutnya tempatkan panah penunjuk mouse Anda di file lagi tadi, tekan klik kiri mouse Anda pilih tanda panah ke bawah dan pilih panel "Start with Previous". Lanjutkan dengan panel "Effect Option" pilihlah "Start Playing" dengan membulatkan "from beginning" dan "Stop Playing" dengan pilihan "after slide .... (no slide paling akhir)". Lanjutkan ke panel "Timing" pilih "Start" dengan "with previous" dan "repeat" dengan "until end of slide". Lanjutkan dengan panel "sound setting", pilih tanda centrang "hide sound icon during slide show". Kalau sudah tekan "OK" di bagian bawah.

Sekarang lengkap sudah tampilan power point Anda dengan iringan lagu. Cobalah dengan posisi tayangan "Slide Show".

Ok, selamat mencoba, semoga sukses. Lain kali kita tambahkan improvisasi dengan rekaman suara Anda sendiri.

Tips Membuat Cerita Foto

Seringkali kita dituntut untuk presentasi power point dengan menggunakan bahan baku utama satu rangkaian foto dari satu peristiwa tertentu. Saat itu kita dituntut untuk menayangkan berbagai dokumentasi foto kita semenarik dan seinformatif mungkin. Dokumentasi foto-foto kita seringkali banyak sekali, bahkan mungkin over load. Namun seringkali pula kita hanya sekedar menayangkan kumpulan foto-foto yang menurut kita menarik. Kita lupa bahwa foto yang kita tayangkan seringkali menjadi foto yang tidak "berbicara", foto yang "bisu" yang kurang begitu memberikan makna bagi para pemirsa.

Untuk itu kita perlu membuat satu rangkaian foto yang "bunyi" yang mampu mengungkap satu "jalinan cerita". Untuk itu lakukan langkah-langkah berikut :

  1. Rumuskan dulu ide dasar apa yang akan kita presentasikan melalui rangkaian foto itu (misalkan ide tentang perlunya/pentingnya usulan jembatan di dusun Manggis, desa Kemlarak untuk di danai di forum Musy Kec / MAD II). Berarti rangkaian foto yang dibuat nanti harus bisa meyakinkan pemirsa bahwa itu usulan memang layak diletakkan di rangking atas untuk didanai.
  2. Buat satu story board / story line sederhana untuk menterjemahkan ide dasar ini dalam satu bentuk urutan cerita. Buat kotak-kotak kosong di kertas A4 ukuran poscard, atau potong-potonglah kertas A4 atau kertas karton menjadi ukuran poscard. Gambarkan apa yang harus kita tunjukkan di kotak I, misalnya perkenalan desa melalui gambar gapura atau balai desa, atau foto perangkat desanya. Kotak II misalnya gambar kondisi sekitar desa baik penduduknya maupun lingkungan alamnya. Kotak III misalnya gambar kondisi awal/existing di titik lokasi usulan. Kotak IV misalnya gambar aktivitas penduduk selama ini di titik lokasi usulan (seperti gambar orang sedang menuntun sepeda sambil membawa barang melewati jembatan bambu). Kotak V misalnya gambar kegiatan verifikasi usulan. dan Kotak VI adalah narasi dari tim verifikasi usulan. Kotak-kotak tadi bisa pula diisi dengan narasi-narasi yang menunjukkan sebuah rangkaian alur cerita.
  3. Susunlah potongan kotak-kotak tadi secara berurutan dari I - VI. Berikutnya marilah kita buka aplikasi "Power Point" kita. Masukkan foto yang memenuhi urutan kotak (kita sebut saja seterusnya klip) I ini langsung di slide 1. Isikan satu slide hanya satu foto saja dan satu halaman penuh (jangan ada garis pembatasnya atau garis tepinya) agar pemirsa bisa fokus di satu peristiwa dan pemaparan cerita juga bisa lebih fokus. Demikian pula untuk klip II - VI, lakukan hal yang sama, satu slide satu foto saja. Perlu diketahui bahwa klip I, II, III - VI tidak berarti masing-masing hanya berisi satu foto saja. Bisa jadi klip IV terdiri 2 - 3 foto. Begitu juga klip yang lainnya.
  4. Setelah semua klip lengkap diisi foto, jadilah sudah alur cerita utama kita. Sekarang kita tinggal menyempurnakan dan mempercantik performance-nya. Jangan sekali-kali tergoda untuk membuat langsung cantik dan sempurna, tapi selesaikan dulu alur cerita utamanya.
  5. Berikutnya untuk setiap slide foto berikan komentar pendek melalui fasilitas "Text Box" di bagian bawah, dan letakkan di bagian bawah tengah di setiap slide foto. Berikan warna huruf yang kontras dengan latar belakang foto dengan fasilitas "Font Color" dan besar huruf yang simbang
  6. Untuk mempercantik, tambahkan cover/ sampul depan dengan insert slide, di bagian slide paling atas. Tambahkan sampul depannya dengan tulisan Jenis Usulan, Lokasi, Spesifikasi. Antar klip bila terdiri lebih dari 1 foto bila perlu tambahkan slide pembatas yang diberi judul (seperti judul slide "Titik Lokasi Usulan Jembatan") untuk mengawali klip III. Slide paling akhir bisa ditambahkan ucapan "Terima Kasih Atas Perhatian dan Dukungannya" untuk bisa menarik simpati pemirsa.
  7. Setelah langkah di atas tuntas baru lengkapi dengan animasi melalui fasilitas panel "Slide Show" pilih "Animation Schemes". Tentukan animasi yang menurut Anda menarik untuk menampilkan setiap slide foto atau tulisan / narasi (untuk tulisan atau narasi perlu dipercantik dengan "disain templates" dan "color schemes" yang khas untuk setiap slide melalui fasilitas yang sama (Slide Show dan Animation Schemes). Setiap slide hendaknya mempunyai jenis animasi yang berbeda-beda.

Demikian, tuntas sudah rangkaian foto kita yang kali ini sudah bisa berbicara. Untuk lebih bisa menarik minat, perhatian, dan emosi peserta kita perlu melakukan improvisasi lebih lanjut melalui fasilitas-fasilitas yang ada di Power Point ini. Oh ya, jangan lupa di Save ya supaya tidak hilang.

Selamat mencoba, dan nantikan tips berikutnya untuk berimprovisasi lebih lanjut.

Kekurangan Kita - Kelebihan Teman

Seperti biasanya di akhir acara outbound saya meminta peserta yang kali ini terdiri dari para kader desa dan Pendamping Lokal (semacam fasilitator tingkat kecamatan) serta pengurus UPK (unit pengelola kegiatan di program PNPM-MP) di salah satu kecamatan untuk mengungkapkan bagaimana perasaannya. Ini saya lakukan selain untuk mendapatkan feed back bagi peningkatan kualitas layanan saya di kemudian hari, juga untuk mendeteksi seberapa dalam peserta telah tersentuh aspek emosionalnya - hatinya - bukan sekedar logikanya - akal pikirannnya -.

Kali ini tampil dengan gaya bicara yang berani dan lugas (kalau tidak lupa ia dari PL), seorang perempuan. Ia mengungkapkan dengan kata-kata yang lancar " ... melalui permainan-permainan ini kita dilatih untuk senantiasa bekerja sama, kompak, saling menolong. Kita dituntut untuk kreatif dan bekerja dengan strategi yang tepat (teman sebelumnya mengatakan bahwa dengan kreatif dan strategi yang tepat, semua masalah apapun akan dapat diselesaikan dengan cepat). Di samping itu melalui permainan ini kita bisa menyadari kekurangan-kekurangan kita, kita mengetahui kelebihan-kelebihan kita, dan juga kelebihan-kelebihan teman-teman kita. Kita gunakan kelebihan kita dan kelebihan teman-teman kita untuk menghasilkan kekuatan bersama untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik .... "

Luar biasa, saya kali ini dibuat tercengang, termenung, sekaligus introspeksi dan kritik ke diri saya sendiri, akankah saya bisa seperti itu ?

"Saya Akan Terapkan Di Keluarga Saya ..."

Di akhir pelatihan outbound yang saya lakukan bagi para kader desa di kabupaten Trenggalek, seperti wajarnya akhir sebuah training adalah meminta kesan dan perasaan peserta setelah mengikuti seluruh rangkaian games. Ini saya lakukan juga untuk mendapatkan umpan balik bagi cara-cara saya dalam melakukan fasilitasi, sehingga lebih bisa ditingkatkan lagi kualitasnya. Secara acak saya mencoba untuk menawarkan siapa saja peserta yang mau berbicara. Tapi sekian detik tidak ada yang mau bicara, saya mencoba meminta wakil dari masing-masing kecamatan, karena outbound kali ini diikuti oleh para kader desa dari 2 kecamatan. Majulah seorang peserta laki-laki yang penampilannya sangat sederhana, dengan berpakaian kemeja batik (kalau tidak lupa ya, karena sudah cukup lama), ia berdiri dan berkata " .... dari permainan ini saya kira desa harus menjadi kompak, saling menolong, dan saling membantu. Kalau semua desa bisa melakukan ini, saya kira semua masalah di desa bisa akan mudah diatasi. Saya sendiri akan memulai ini dari diri saya sendiri, akan saya terapkan pada keluarga saya, anak-anak saya, dan istri saya.....".

Saya begitu tercengang mendengarkan ini, tak saya duga sama sekali laki-laki itu mengeluarkan kalimat-kalimat seperti itu di hadapan kami semua.

Outbound vs Osbond

Suatu ketika, saya melakukan pelatihan outbound kepada para kader desa di kabupaten Trenggalek. Seperti biasa setelah melewatkan beberapa games, sambil mengisi waktu menjelang break, saya menanyakan ke peserta tentang perasaanya setelah mengikuti game-game itu. Salah seorang peserta laki-laki nyeletuk "... apa yang kita lakukan bersama ini seperti yang terlihat di televisi, yang saya lupa namanya, tapi kalau tidak keliru lho... namanya itu Osbond". Serempak peserta pada tertawa dan mengolok " ... Huuuuuu ... ", tapi laki-laki tadi tidak kalah cerdiknya " ... khan tadi saya bilang, kalah tidak salah ..... ". Ia meneruskan " ... dengan permainan ini kita seperti kembali ke masa kecil, tapi kali ini kita bermainan dengan ada maknanya... ".

Demikianlah, sejak itu terkenallah outbound di sana dengan sebutan osbond, lebih mudah diingat karena mirip dengan James Bond.