Sabtu, September 26, 2009

Tundukkan Dunia & Akhirat dengan Akhlak Muliamu

Allah SWT berfirman dalam surat Al Qolam (68) : 4 yang artinya "Dan sesungguhnya kamu (wahai Nabi Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." Mengomentari ayat ini Abul A'la al Maududi dalam Tafhim al Qur'an menyatakan sebagai berikut :


§ Bahwasanya kokohnya karakter engkau (wahai Nabi) dengan kemuliaan dan keluhuran akhlakmu, menyebabkan engkau tangguh dalam menghadapi berbagai kekerasan dalam pencapaian misi utamamu, yaitu menghantarkan manusia ke jalan yang benar / lurus, di mana hal ini tidak akan mungkin bisa diemban oleh orang yang mempunyai karakter lemah, akhlak yang buruk dan rendah.


Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin mengeksplorasi secara detail bahasan tentang akhlak yang mulia ini di antaranya sebagai berikut :


§ Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebagusan akhlak. Lalu beliau membaca firman Allah S. Al A'raf : 199, 'hendaklah (jadilah) engkau pemaaf, menyuruh mengerjakan yang baik dan tinggalkan orang-orang yang tidak berpengetahuan (bodoh).' Kemudian nabi melanjutkan dengan sabdanya 'yaitu engkau sambung silaturrahim orang yang memutuskan dengan engkau. Engkau memberi kepada orang yang tiada mau memberi kepada engkau. Dan engkau memaafkan kepada orang yang berbuat aniaya kepada engkau.'


§ Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah SAW dan bekata "Berilah aku wasiat", lalu nabi bersabda : 'bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada' lalu apa, kata si peminta wasiat, nabi menjawab 'ikutkanlah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya yang baik itu akan menghapuskan yang buruk,' lalu apa lagi, demikian kata si peminta wasiat, nabi menjawab 'berakhlaklah dengan manusia, dengan akhlak yang baik.'


§ Nabi bersabda "sesungguhnya hamba itu akan sampai pada tingkat yang paling bawah dari neraka jahanam dari buruk akhlaknya".


§ Yahya bin Mu'adz berkata : "dalam kelapangan akhlak itu terdapat gudang rizki".


§ Al Junaid berkata : "empat perkara mengangkatkan seseorang hamba ke derajat yang paling tinggi, walaupun amalan dan pengetahuannya sedikit, yaitu : lemah-lembut, rendah-hati, murah-hati, dan bagus akhlak, dan itulah kesempurnaan iman".


§ Anas bin Malik berkata : "bahwa seseorang akan sampai ke tingkat tertinggi di sorga disebabkan kebagusan akhlaknya, walaupun ia orang yang tidak banyak ibadahnya, dan akan sampai ke tingkat yang paling rendah dalam neraka jahanam disebabkan oleh keburukan akhlaknya walaupun ia seorang yang banyak ibadahnya".


Steven K. Scott pernah membuat riset khusus tentang berbagai kebijaksanaan yang ada dalam kitab Amsal Sulaiman untuk menguak rahasia kesuksesan, kemakmuran, dan kebahagian Raja Sulaiman, manusia terkaya yang pernah ada di muka bumi. Menurut pak Steven ini, ada empat sifat yang menjadikan Anda tak ternilai harganya yaitu :


§ Kebaikan dan kejujuran – lebih berharga dari intan 20 karat, buatlah kedua sifat ini menjadi bagian utama dari diri dan tindakan Anda.


§ Kemurahan hati – sifat yang menerima lebih banyak daripada yang diberikan. Orang murah hati berarti memfokuskan diri untuk memenuhi kebutuhan nyata orang lain, apakah dengan uang, tindakan, ataupun dukungan emosional. Terhadap orang murah hati ini seperti jaji Raja Sulaiman bahwa 'ia tidak akan pernah kekurangan apapun, dan ketika dia menyegarkan orang lain, dia pun akan disegarkan'.


§ Keramahan – sifat yang mengangkat derajat Anda dalam pandangan orang lain. Menurut Raja Sulaiman sifat ini akan menjadikan Anda memperoleh kemenangan, kehormatan, dan kharisma. Begitu Anda mengembangkan hati yang ramah dan memberikan keramahan kepada orang lain dalam kehidupan Anda sehari-hari, Anda akan menerima manfaat yang dijanjikan Raja Sulaiman







Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik.
Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang!

Sabtu, September 19, 2009

Selamat Jalan Kafilah Agung, Ramadhan Al-Mubarak

Sabtu, 29 Ramadhan 1430 H


Para kafilah yang mulia mulai mengemasi barang-barang dagangan berharga mereka. Waktunya telah cukup diberikan untuk melakukan perniagaan paling menguntungkan dengan mereka. Barang perniagaan tiada ternilai yang dibawa kafilah mulia ini adalah rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka. Mereka menjualnya dengan harga yang sepadan yaitu puasa, istighfar, shalat malam, tilawatil qur'an, zikir, doa, i'tikaf, kejujuran, kedermawanan, perkataan baik, persaudaran, silaturrahim, dan penahanan diri dari segala akhlak buruk.


Oh, betapa sedihnya hati ini ditinggalkan mereka. Berhari-hari mereka berkeliling menawarkan barang perniagaan berharga ini. Namun kami-kami ini rasanya enggan membeli. Kami-kami ini membeli dengan setengah hati, seakan-akan kafilah mulia ini yang butuh perniagaan ini, padalah barang yang mereka bawa sangat kami butuhkan untuk kehidupan kami saat ini dan saat mendatang, sepanjang masa kehidupan kami. Kami-kami ini rasanya yakin sekali bahwa kafilah mulia ini akan hadir lagi tahun depan.

Namun setelah para kafilah mulia ini pergi, mulailah sesal mendalam menghinggapi kami-kami ini. Sang penasihat di antara kami berkata "mengapa di saat kehadiran mereka di tengah-tengahmu, engkau tidak bergegas menyambut dan menemui mereka ?" "Mengapa justru di saat mereka telah pergi, kini engkau sibuk ke sana ke mari mencari mereka ?" "Yakinkah engkau bahwa tahun depan saat kafilah mulia ini datang lagi, engkau masih tetap tinggal di kampung ini ?"

Oh, Ramadhan al-Mubarak, kini saatnya engkau harus bergegas meninggalkan kami. Engkau meninggalkan kenangan indah yang tak terlupakan sepanjang hidup kami. Meleleh air mata ini karena sedih dan sesal dengan perpisahan ini. Meleleh air mata ini karena haru atas banyaknya kebaikanmu. Maafkanlah kami yang tidak menyambutmu dengan sambutan yang semestinya kami berikan kepada tamu teragung yang pernah mengunjungi kami.

Ya Allah, maafkanlah segala dosa kami ini, kami mengakui segala kezaliman kami ini. Ya Allah berikanlah kami kesempatan untuk menyambut dengan layak tamu agung ini. Wahai tamu agung, wahai kafilah agung, wahai Ramadhan al-Mubarak, sudilah kiranya engkau datang lagi ke kampung kami ini, .... kami sangat merindukanmu.










"


Apakah saya bisa menurunkan berat badan?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! "

Selasa, September 15, 2009

RENUNGAN RAMADHAN - 5

Islam - Fitrah Manusia, Fitrah Alam Semesta

Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Ruum : 30

030. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

Mengkomentari rangkaian ayat di atas Abul A'la al Maududi dalam tafsirnya Tafhim al Qur'an sebagai berikut :

§ "maka" bermakna tatkala realitas telah benar-benar nyata bagimu dan telah datang kepadamu pengetahuan bahwa tiada sesuatupun selain Allah sebagai pencipta dan pengatur serta penguasa semesta alam ini dan termasuk penguasa manusia, selanjutnya tidak bisa tidak perilakumu semestinya seperti tersebut di dalam ayat ini.

§ Yaitu "hadapkan wajahmu dengan lurus" janganlah kau berpaling ke arah yang lain setelah memilih jalan dan sistem hidup ini. Engkau semestinya berpikir seperti layaknya seorang muslim, kesukaan dan ketidaksukaanmu semestinya juga adalah seperti halnya seorang muslim. Nilai-nilai-nilai hidupmu dan standar hidupmu juga semestinya yang Islami, karakter dan perilakumupun semestinya mencerminkan seorang Islam. Segala urusanmu baik individu maupun kolektif pun semestinya juga dengan jalan dan cara yang Islami.

§ "kepada agama (Allah) ini" bermakna apa-apa yang dibawa dalam Al Qur'an, di mana tidak ada satupun kecuali Allah yang layak dalam pengabdian, penghambaan, dan kepatuhan serta ketaatan. Tidak ada satupun yang layak disandingkan dengan-Nya dalam penyembahan, dalam sifat-sifat-Nya, dan dalam kekuatan serta keMahaBenaran-Nya, di mana manusia diberi kebebasan memilih jalan hidupnya apakah akan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dan aturan yang ditetapkan Allah SWT atau memilih tidak.

§ " (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu" mempunyai makna yang sangat luas dan mendalam. Seluruh umat manusia diciptakan pada fitrah alamiah yang tidak ada satupun selain Allah sebagai pencipta sekaligus pengaturnya. Engkau harus senantiasa tetap berada dalam fitrah alamiah penciptaanmu. Bila engkau memilih untuk hidup sebebas-bebasnya, engkau pastinya akan mengikuti jalan yang melawan fitrah alamiahmu, dan jikalau engkau memilih menjadi pelayan dan penghamba yang lain di samping Allah maka itu berarti engkau akan menentang fitrah alamiah penciptaanmu sendiri. Ini sejalan dengan hadits riwayat Bukhari dan Muslim bahwa "setiap bayi yang lahir dilahirkan dalam keadaan fitrah, tergantung pada orang tuanya yang akan menjadikan ia seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi, dan seterusnya."

Agama Islam ini adalah agama fitrah, yang seluruh tuntunan syariatnya adalah sesuai dengan hukum-hukum alam, tinggal waktu saja yang akan menjadi saksi atas kesesuaian seluruh syariat Islam ini dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan alam atau science. Contoh yang kecil, disyariatkannya berpuasa Ramadhan, dengan berpantang makan dan minum selama kurang lebih 13-14 jam sehari dari mulai Shubuh hingga Maghrib, ternyata berdasarkan studi-studi kesehatan didapatkan hasil yang menakjubkan sebagai berikut :

³ Makanan yang kita makan membutuhkan waktu untuk bisa dicerna habis dalam kurun waktu 8 jam, sehingga memberikan kesempatan pada berbagai organ dalam terutama organ-organ penting pencernaan untuk bisa beristirahat sekitar 5-6 jam setiap harinya selama 1 bulan, setelah selama 11 bulan terus-menerus kita paksa untuk menggiling makanan bahkan hampir 24 jam tanpa henti, karena ternyata kita sering terus-menerus makan tanpa henti mulai bangun pagi hingga mau tidur malam !

³ Pola makan modern dewasa ini ternyata penuh dengan hal-hal yang berbahaya bagi kesehatan manusia untuk jangka panjang, seperti makanan berlemak, minuman bersoda, makanan berpengawet, berpewarna buatan, yang ditanam dengan pestisida, herbisida, ditambahkan pupuk buatan, padahal Allah memperingatkan manusia dalam surat 'Abasa (80) : 24 "Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makannya" artinya perhatikan bagaimana jenis makanan, cara makan, berapa banyak makan, bagaimana mengolah makanan, frekuensi makan, dan seluk-beluk tentang makanan lainnya. Syariat Islam sangat menjaga kesehatan fisik dan psikis manusia lewat makanan, karena itu berbagai jenis makanan yang membahayakan baik fisik maupun psikis manusia dilarang untuk dikonsumsi. Jenis-jenis makanan modern ternyata begitu masuk di dalam tubuh manusia banyak menghasilkan berbagai racun dan oksidan bebas. Dengan berpuasa Ramadhan, berpantang makan 13-14 jam sehari, yang 8 jam digunakan untuk menggiling makanan sahur hingga lumat dan habis, ternyata sisa waktu 5-6 jam digunakan oleh berbagai organ dalam pencernaan tubuh untuk membakar berbagai racun dan oksidan bebas tersebut. Penelitian medis menunjukkan bahwa orang yang berpuasa sebulan setelah usai berpuasa ternyata kandungan racun dan oksidan bebasnya dalam tubuh menjadi berkurang drastis karena terbakar oleh mekanisme alami tubuh saat puasa. Ramadhan menurut arti kata adalah membakar, ternyata bukan hanya dosa saja yang terbakar namun juga berbagai racun dalam tubuh manusia.


³ Penelitian mutaakhir menunjukkan bahwa dengan berpuasa mampu meremajakan sel-sel otak manusia, menjadikan pelakunya meningkat kinerja berpikir dan daya ingatnya.

Inilah salah satu saja dari syari'at Islam yang ternyata begitu alamiah, sesuai, sejalan, serasi, dengan hukum-hukum alamiah yang telah Allah tetapkan dalam takdirnya yang azali sejak Ia menciptakan alam semesta termasuk manusia, begitu fitrahnya Islam ini.


"Tidak ada perubahan para fitrah itu", menurut Abul A'la al Maududi juga bermakna 'janganlah mengupayakan apapun yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan alam ini, perubahan pada fitrah ini, yang telah Allah atur' sedemikian rapinya tanpa ada pertentangan, tanpa ada mismatch satu sama lain, "tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" perilaku manusia yang tidak mau menerima Islam sepenuhnya sebagai agama yang fitrah ini, atau perilaku manusia-manusia yang tidak mengetahui dikarenakan belum ada pengetahuan yang sampai padanya, menyebabkan ketidakseimbangan dan kerusakan pada hukum-hukum alam yang fitrah ini.










Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang!

Selasa, September 08, 2009

Renungan Ramadhan - 4


Altruisme, Tanda Ketakwaan Seseorang



Allah SWT berfirman dalam surat Adh Dhariyat (51) ayat 15 – 19 sebagai berikut :


015. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, 016. sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; 017. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; 018. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). 019. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.



Mengkomentari rangkaian ayat di atas Abul A'la al Maududi dalam tafsirnya Tafhim al Qur'an sebagai berikut :


Terdapat tiga kualitas dasar orang-orang beriman dan beramal saleh yang menjadikan mereka sangat layak, patut dan memang sangat pantas menjadi penghuni surga, yaitu :



a) Mereka percaya kepada hari pembalasan segala amal, hari kebangkitan, hari pertanggungjawaban, dan menahan diri dari segala perbuatan dan sikap yang akan membuat celaka pada kehidupan setelah mati kelak, menurut petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

b) Mereka melakukan segenap upaya yang keras dan terbaik yang bisa mereka lakukan dalam penghambaan kepada Allah dan senantiasa berusahan untuk mendapatkan pengampunan dari Allah alih-alih berbangga dengan kesalehan mereka.

c) Mereka memperlakukan diri sebagai pelayan para hamba Allah.


Bahwasanya hak orang-orang yang membutuhkan terhadap harta kekayaan orang-orang beriman di ayat ke 19 bukanlah bagian zakat yang telah diwajibkan oleh agama. Namun ada satu keyakinan dari orang beriman bahwa masih ada hak / kebutuhan terhadap harta kekayaannya bahkan setelah ia melunasi kewajiban zakatnya dan ia mengeluarkan harta kekayaan itu dengan ikhlas / sepenuh hati sekalipun tidak diwajibkan secara syariah.


Ruh dari perintah Allah ini adalah bahwa orang beriman dan beramal saleh tidak pernah salah paham bahwa dengan berzakat berarti telah gugur kewajiban mereka terhadap Allah dan para hamba-Nya yang membutuhkan dan setelahnya tidak ada lagi keterikatan mereka untuk menolong orang-orang miskin dan yang membutuhkan. Sebaliknya setiap hamba Allah yang benar-benar saleh dan baik, tetap siap sedia untuk melakukan kebaikan / pemberian apapun yang dapat ia lakukan dengan sepenuh hati. Ia tidak akan pernah melalaikan kesempatan apapun untuk melakukan kebaikan / pemberian kepada manusia di muka bumi ini. Ia tidak pernah berpikiran bahwa telah banyak kebaikan / pemberian yang telah ia lakukan dan sekarang sudah cukup. Siapapun yang meyakini nilai-nilai kebaikan dan kebenaran, tidak akan menganggap hal ini (bahwa terus menerus memberi dan berbuat baik) sebagai sebuah beban, namun tetap akan melakukan dan terus melakukan. Tetap menganggap bahwa dengan melakukan berbagai kebaikan dan pemberian pasti akan memberikan kebaikan pada dirinya, bukannya malah merugikan atau membangkrutkan dirinya.







__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Senin, September 07, 2009

Renungan Ramadhan - 3




Altruisme tanda Keimanan Seseorang



Alllah SWT berfirman dalam Surat Al-Fajr (89) : 15 – 20 :



015. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". 016. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". 017. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, 018. dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, 019. dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil), 020. dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.






Abul A'la Al Maududi dalam tafsirnya Tafhimu Al Qur'an menyatakan sebagai berikut :



Demikianlah pandangan materialistik manusia, ia menganggap kekayaan, posisi, dan kekuasaan di dunia ini segala-galanya. Jikalau ia mampu mencapainya, ia diliputi kebanggaan dan berkata, Tuhan telah memuliakanku, dan jikalau ia gagal, ia berkata Tuhan telah menghinakanku. Kriteria kemuliaan dan kehinaan dalam pandangannya adalah atas dasar kepemilikan atau tidak memiliki kekayaan, posisi, dan kekuasaan. Padahal apapun yang Allah telah berikan kepada seseorang di dunia ini adalah dalam rangka ujian. Jikalau Allah mengkaruniakan kepadanya kekayaan dan kekuasaan, hal itu adalah dalam rangka menguji apakah ia menjadi orang yang bersyukur atau tidak bersyukur. Jikalau Allah mejadikan ia miskin, hal inipun dalam rangka ujian untuk melihat apakah ia tetap merasa berkecukupan dengan apa yang ada dan tetap bersabar terhadap kehendak Allah serta berani menghadapi dalam batas-batas yang diperbolehkan, atau sebaliknya ia melampaui batas moralitas dan kejujuran serta mengutuk / menyalahkan Tuhannya.






Sekali-kali tidak demikian. Allah menyatakan bahwa bukan atas dasar pandangan materialistis tolok ukur mulia dan hina seseorang itu, melainkan berdasarkan etika moral yang baik dan etika moral yang buruk.






Beberapa etika moral yang buruk yang menjadikan manusia terhina antara lain adalah :



a) Tidak memuliakan anak yatim



b) Tidak mengajak memberi makan orang miskin



c) Rakus terhadap harta warisan



d) Rakus terhadap harta dunia dengan tidak peduli bagaimanapun cara memperolehnya.






Dari sini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tolok ukur kemuliaan manusia ada pada sikap altruisme yang ada pada dirinya, sikap lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri. Harta / kekayaan yang diperolehnya, posisi / jabatannya, dan kekuasaannya ternyata tidak akan mampu mengangkat derajatnya sebagai seorang manusia mulia di hadapan Allah SWT hingga ia memuliakan orang-orang terlantar, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sengsara hidupnya dengan hartanya, dengan posisinya, dengan kekuasaannya, dengan ajakannya (upaya keras baik dengan ucapan, tulisan, perbuatan, pengorganisasian, penggalangan dana, kampanye, membuat kebijakan, aturan, perundangan, dan seluruh upaya keras lainnya) kepada orang-orang kaya, kepada pemegang kuasa, dan kepada seluruh masyarakat lainnya untuk turut mengatasi kemiskinan, keterlantaran, kepapaan, kemelaratan, kelaparan, kebodohan, keterbelakangan, ketersiksaan, ketakutan.



Tema di atas sejalan dengan ayat 1-3 surat Al-Ma'un. Bahwasanya ketidakpercayaan atau pengingkaran atau pendustaan kepada hari kiamat, hari pembalasan segala amal perbuatan, hari penentuan akhir bahagia dan sedih seseorang, akan memunculkan paling tidak dua karakter jahat dalam diri manusia, yaitu ketiadaan komitment terhadap keterlantaran anak yatim dan orang miskin.










Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!

Selasa, September 01, 2009

RENUNGAN RAMADHAN - 2

Molekul Air Pun Turut Bertasbih



Dr. Masaru Emoto dari Jepang pernah menyelidiki tentang berbagai bentuk kristal molekul air dari berbagai sumber-sumber air. Ternyata segelas air yang bening dan jernih, tatkala padanya diberikan perkataan-perkataan yang jelek, buruk, ataupun jorok, bentuk kristal-kristal molekulnya pun menjadi hancur dan buruk pula. Sebaliknya segelas air yang sama kemudian padanya diberikan perkataan-perkataan yang baik, pujian-pujian, atau doa-doa, ternyata bentuk kristal-kristal molekulnya pun berupah menjadi teratur dan menawan, serta indah luar biasa. Ternyata dari kata-kata yang kita ucapkan ini bisa mempengaruhi kehancuran dan keindahan kristal molekul air.



Proporsi air di bumi ini kurang lebih sekitar 70%. Ternyata proporsi yang sama juga ada di tubuh manusia, kita mempunyai kandungan air sekitar 70%. Apabila kita terbiasa dengan ucapan-ucapan yang baik, kata-kata yang santun, lantunan doa, serta senantiasa berzikir, maka susunan kristal molekul air dalam tubuh kita pun akan menjadi indah, menawan luar biasa, yang dampaknya akan juga luar biasa bagi tampilan kita, hubungan kita dengan sesama, maupun kesehatan kita lahir dan batin. Namun sebaliknya apabila kebiasaan kita adalah mengeluarkan ucapan atau kata-kata yang buruk, jelek, jorok, umpatan, cacian, makian, dan hinaan, maka secara tidak sadar kita sedang menjadikan susunan kristal molekul air dalam tubuh kita menjadi rusak, berantakan, tidak teratur dan tidak indah sama sekali. Dampak kehancuran kristal molekul air dalam tubuh pun juga tidak kalah merusaknya pada hubungan kita dengan sesama, dan kesehatan lahir batin kita, serta tampilan diri kita.



Maha Suci Allah yang Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, yang melalui risalah yang dibawa nabi-Nya yang agung, Muhammad SAW memerintahkan untuk senantiasa berkata-kata yang baik. Yang memerintahkan untuk mengeluarkan kata-kata yang berbobot dan bermutu, kata-kata yang lemah-lembut, kata-kata yang membekas pada jiwa, dan kata-kata yang mulia. Ditambah lagi Yang Maha Penyayang takjub melihat di antara hambanya senantiasa bertahmid, bertasbih, bertakbir, beristighfar, bertahlil, dan bibirnya senantiasa basah dengan ucapan zikir. Ternyata Yang Maha Penyayang memerintahkan itu semua bukan karena Diri-Nya butuh dipuji dan disanjung, namun ternyata itu semua diperintahkan untuk kebutuhan diri manusia sendiri, untuk kemaslahatan lahir batinnya sendiri. Perkataan-perkataan baik dan zikir itu akan mempengaruhi seluruh sel-sel tubuh manusia yang di dalamnya terdiri dari berbagai molekul-molekul di mana bagian terbesarnya adalah molekul air. Maka seakan-seakan seluruh molekul air dalam tubuh itu turut bertasbih, turut bertahmid, turut bertahlil, turut bertakbir, yang bentuk takbir, tahmid, tahlil, dan tahmidnya adalah berupa tampilan kristal-kristal yang indah menawan tiada tara.








Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini!

Renungan Ramadhan - 1

Tidak Berkata-Kata Kecuali yang Baik-Baik



Imam Al Bukhori meriwayatkan bahwa "Puasa bukanlah menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi puasa adalah menahan diri dari kesia-siaan dan perkataan keji".



Di dalam Al Qur'an Surat 49 - Al Hujurat ayat 11-12 Allah SWT berfirman :


"Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."



Abul A'la Al Maududi dalam kitab tafsirnya Tafhimul Qur'an menyatakan bahwa mengolok dengan padanan katanya yang lain yaitu menghina, merendahkan, menyepelekan, mengejek, dan mencemooh, tidak senantiasa dilakukan dengan lidah atau lisan. Termasuk dalam kategori ini adalah meniru-niru gerak tubuh seseorang untuk mengejek, menertawakan apa yang diucapkan seseorang, menjuluki seseorang secara demonstratif dengan julukan yang menodainya, yang menurutnya itu lucu, yang mengundang orang lain untuk menertawai orang yang diberi julukan itu. Substansi dari larangan ini adalah bahwa mengolok dengan berbagai kategorinya menunjukkan satu kebohongan perasaan seseorang, yaitu bahwa sebenarnya dia ingin menunjukkan superioritasnya di atas penghinaannya kepada orang lain, perasaan sombong yang secara moral menunjukkan sebuah sikap ketidaksantunan. Akibat lebih jauh yang dikhawatirkan adalah munculnya kekacauan atau keributan yang bisa menyebarluas ke masyarakat di samping yang jelas melukai perasaan orang lain.



Seseorang yang mencela orang lain pada hakekatnya sama dengan mencela dirinya sendiri. Penjelasannya adalah sebagai berikut : bahwasanya seseorang akan mencela orang lain jikalau pikiran dan perasaannya dipengaruhi oleh kobaran hasut setan yang hampir-hampir meledak seperti gunung yang mau meletus. Sehingga kepayahan diri dalam memupuk pikiran dan perasaan seperti ini akan membuat dirinya sendiri menjadi sarang setan sebelum ia mencari target sasaran orang lain. kemudian jikalau ia menuruti perasaan setan ini yaitu mencela orang lain, ini berarti mengundang orang lain untuk membalas mencela dirinya, inilah makna mencela diri sendiri.



Panggilan yang buruk adalah panggilan yang menyebabkan seseorang secara individu, atau orang tuanya, atau keluarganya, atau kelompoknya, atau bahkan masyarakatnya, menjadi terhina, tercela, atau ternoda.



Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman. Bahwa sungguh sangat memalukan sebagai seorang yang beriman ternyata ia patut mendapatkan reputasi jelek hanya dikarenakan ia sembrono dalam berkata-kata atau tidak santun dalam berperilaku. Bisa jadi seorang yang tidak beriman mendapatkan reputasi jelek dari sisi kemanusiaan karena ia menghina, merendahkan, mengolok dan semacamnya kepada orang lain, tetapi hal ini bisa dimaklumi karena sejalan dengan ketidakberimanannya. Namun seorang yang sudah mengikrarkan diri sebagai seorang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta hari Kiamat, ternyata mendapatkan reputasi jelek dikarenakan kualitas-kualitas perbuatan jelek seperti di atas, maka hal ini sungguh benar-benar patut disesalkan.



Nabi Muhammad SAW bersabda " Barangsiapa yang mengaku beriman kepada Allah, dan Hari Kemudian maka hendaklah ia berkata yang baik-baik saja, atau diam".



Karena itu marilah kita susuli hari-hari kita dengan taubat, kita menyesali seluruh kualitas-kualitas buruk amaliyah kita karena ucapan-ucapan kita dan perbuatan kita yang telah begitu banyak membuat orang lain sakit di hatinya. Orang yang zalim adalah orang yang tidak mau bertaubat, menyesali diri, dan menghentikan segala perbuatan buruknya, setelah ia mengetahui kebenaran.





Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang!
Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah