Adalah komunikasi yang dilakukan secara sengaja untuk mengubah sikap, tingkah laku, atau pun pendapat dari pihak komunikan. Hal ini biasanya dilakukan dengan membujuk atau merayu sehingga perubahan itu terjadi atas kesadaran sendiri dari pihak komunikan. Komunikasi persuasif mutlak harus dipunyai oleh agen perubahan untuk dapat memfasilitasi masyarakat agar bersedia dan dapat melakukan perubahan pada dirinya, baik perubahan sikap mental, engetahuan, maupun ketrampilan.
A. Pendekatan
Digunakan pendekatan yang dimulai dengan usaha membangkitkan perhatian (attention), usaha menggerakkan agar seseorang melakukan kegiatan (action). Pendekatan ini memiliki beberapa tahapan, yaitu tahap membangkitkan perhatian (attention), menumbuhkan minat (interest), melahirkan hasrat (desire), mendorong terjadinya keputusan (decision) untuk melakukan kegiatan (action). Perilaku atau perbuatan (action) seseorang itu akan didahului oleh pengambilan keputusan (decision) yang didorong oleh hasrat (desire) karena merasa tertarik (interest) setelah sebelumnya mereka memperhatikan (attention) dengan seksama.
B. Prinsip
Dalam rangka melakukan empat tahapan komunikasi persuasif tersebut terdapat empat prinsip yang perlu diperhatikan :
i. Pesan komunikasi hendaknya disampaikan dengan emotional appeal sehingga dapat menembus alam kesadaran komunikan dan memikat perhatian mereka.
ii. Pesan komunikasi hendaknya diusahakan dapat diterima sebagai bagian dari pendapat dan kepercayaan komunikan.
iii. Perlu diyakinkan kepada komunikan bahwa perubahan atau kegiatan yang dipesankan itu merupakan salah satu jalan ke arah tercapainya tujuan atau pemenuhan kebutuhan mereka.
iv. Usaha untuk mendorong perubahan tingkah laku yang terkandung dalam pesan persuasi tersebut hendaknya benar-benar dilandasi motivasi, sikap, dan opini dalam waktu yang tepat.
C. Metode
Komunikasi persuasif dapat dilakukan dengan beberapa metode atau cara yaitu :
i. Menitipkan pesan tersebut pada suatu obyek atau peristiwa yang sedang menarik bagi orang banyak, seperti melalui forum pengajian, kebaktian, pemutaran film, panggung hiburan, dan sebagainya.
ii. Melibatkan diri dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga menimbulkan kesan senasib di antara komunikator dan komunikan. Kesan senasib memudahkan munculnya rasa empati yang selanjutnya mendukung terjadinya komunikasi yang mendalam.
iii. Meyakinkan harapan-harapan yang logis dan realistis yang menguntungkan namun juga diseertai gambaran konsekuensi yang buruk. Dengan cara ini diharapkan dapat menumbuhkan kegairahan yang aktif.
iv. Mengemas atau meramu pesan yang akan disampaikan sedemikian rupa sehingga komunikan menjadi lebih tertarik.
(disarikan dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar