Agar menguasai seni menanggapi pertanyaan,
pertimbangkanlah panduan berikut ini:
Tentukan Peraturan
Dasar di Permulaan. Di awal sesi, katakan kepada
peserta tentang bagaimana Anda akan menanggapi pertanyaan mereka: sepanjang sesi,
di tengah-tengah sesi, atau di akhir sesi. Jika Anda mendorong orang untuk bertanya
tentang hal yang mereka pikirkan, mungkin Anda perlu membatasi banyaknya
pertanyaan atau lamanya waktu untuk bertanya agar Anda tetap tepat waktu sesuai
jadwal. Hal yang tidak kalah penting
adalah beritahukan secara jelas kapan Anda akan menjawab pertanyaan dan kapan
Anda tidak akan menjawab pertanyaan. Jika
Anda berencana untuk menjawab pertanyaan saat suatu bagian telah selesai,
sarankan kepada peserta untuk menulis pertanyaannya sehingga mereka
tidak lupa.
Mengulang
Pertanyaan. Terkadang jawaban pelatih
tidak sesuai dengan pertanyaan, mungkin karena tidak menggunakan kesempatan
guna memperjelas dan menegaskan hal yang sebenarnya dipikirkan
oleh peserta. Terkadang, seseorang mengajukan
pertanyaan dengan pengucapan yang tidak jelas dan mungkin mengalami kesulitan
untuk menyusun pertanyaan secara padat dan singkat. Ulangi dan bahasakanlah kembali pertanyaan
yang diajukan sebelum Anda menjawabnya. Ulangi
pertanyaan untuk memastikan tiga hal:
1. Pastikan bahwa kelompok lain telah mendengar
pertanyaannya.
2. Pastikan bahwa Anda telah mendengar
pertanyaannya dengan tepat.
3. Sediakan sedikit waktu untuk mengatur pikiran
(ide/ gagasan) Anda sebelum memberikan jawaban.
Untuk memastikan bahwa Anda mengerti maksud
pertanyaan tersebut, pembahasaan kembali dengan mengatakan, “Jika saya tidak
salah dengar, pertanyaan Anda adalah… Apakah benar?”. Jika pertanyaan yang diajukan cukup panjang,
tanyakan apakah boleh Anda merangkai ulang kata-katanya; kemudian susun kembali
pertanyaan tersebut secara padat dan periksakan guna melihat bahwa Anda memang
menangkap inti pertanyaan. Jangan,
bagaimanapun, membahasakan ulang dengan menggunakan kalimat berikut ini:
• “Yang Anda maksud adalah…”
• “Yang Anda katakan adalah…”
• “Hal yang Anda coba untuk katakan adalah…”
Kalimat-kalimat tersebut
bersifat menghina dan merendahkan. Pesan yang tersirat adalah: “Jelas sekali
Anda tidak lancar dalam mengungkapkan diri Anda sendiri, jadi biarkan saya membantu
Anda
keluar.”
Gunakan Kontak Mata. Lihat
ke arah penanya ketika Anda membahasakan kembali pertanyaannya untuk memastikan
bahwa Anda mengerti. Saat Anda
menyampaikan jawaban Anda, tujukan kepada seluruh kelompok, jangan hanya
tujukan kepada penanya.
Berhati-hatilah dalam Memilih Kata.
Pilihlah kata-kata secara hati-hati dan pikirkan dampak kata-kata tersebut
terhadap peserta. Hindari menggunakan
kata-kata seperti “jelas-jelas” atau “paham?”. Kata
tersebut secara tidak
langsung menyatakan bahwa penanya seharusnya sudah mengerti jawaban atas pertanyaannya.
Sejalan dengan hal tersebut, kalimat
“Anda harus mengerti…” terdengar seperti memerintah dan mengarahkan orang lain.
“Anda seharusnya…” terdengar seperti menceramahi
atau mengkhotbahi.
Hargai Kelompok. Jangan pernah meremehkan atau mempermalukan peserta. Artinya bahwa terkadang Anda harus belajar
untuk sedikit bersabar, terutama ketika seseorang mengajukan pertanyaan tentang
sesuatu yang sudah Anda sampaikan saat sesi. Jangan pernah sekalipun Anda
berkata, “Seperti yang telah saya sebutkan…”. Lebih baik Anda menjawab
pertanyaan dengan menyusun kembali inti jawaban secara jeli sehingga Anda tidak
mengulangi kata-kata sama persis seperti yang telah Anda sampaikan sebelumnya.
Menanggapi Kepentingan Individual. Terkadang peserta akan bertanya yang sangat fokus dan
hanya berkaitan dengan dirinya. Jika hal
itu terjadi, berikan jawaban singkat kemudian anjurkan kepada dia
untuk membicarakan hal tersebut dengan Anda
setelah sesi selesai. Gunakan juga strategi yang sama untuk peserta yang
bertanya tentang sesuatu yang tidak berhubungan dengan topik. Selalu tunjukkan keterbukaan dan kesediaan
Anda untuk berbicara lebih lanjut secara perorangan.
Jangkau Semua Bagian Ruangan. Terkadang pelatih memiliki kecenderungan untuk
hanya melihat ke sisi kanan atau sisi kiri, dan akibatnya, pelatih hanya akan
memperoleh pertanyaan hanya dari satu sisi ruangan saja. Meskipun tidak sering, orang
yang berada di sisi lain yang terabaikan akan menjadi cemas dan marah. Sama
halnya, beberapa pelatih akan menyambut peserta yang berada di depan karena
mudah bagi pelatih untuk melihat dan mendengar mereka.
Jujur. Terkadang
orang mengajukan pertanyaan yang tidak dapat Anda jawab. Jujurlah.
Jangan takut untuk berkata, “Saya tidak
tahu”. Bagaimanapun, jangan mengabaikan pertanyaan tersebut. Anda bisa
menawarkan diri untuk mencari jawaban terhadap
pertanyaan tersebut dan akan menghubungi peserta melalui telepon atau e-mail
atau di akhir sesi atau katakan kepada mereka di mana mereka bisa
mendapatkan informasi tambahan.
Hal-hal yang Tidak untuk Dikatakan. Dalam upaya untuk menyokong dan mendorong,
seringkali pelatih akan berkata kepada peserta dengan kalimat “Itu pertanyaan
yang bagus”. Hal yang ‘membahayakan’ adalah
bahwa mungkin Anda terdengar seperti merendahkan atau tidak jujur. Selain itu, orang lain yang tidak memperoleh
umpan balik atau penguatan yang sama mungkin merasa pertanyaan mereka tidak ‘bagus’.
Lebih baik Anda menanggapi dengan
berkata, “Itu pertanyaan yang menarik” atau “Itu pertanyaan yang membangkitkan
minat”. Demikian pula, jawaban seperti
“Saya senang Anda mengajukan pertanyaan tersebut” mungkin orang lain akan
memiliki pemahaman bahwa Anda tidak senang ketika peserta bertanya. Setelah Anda menjawab, jangan
berkata, “Apakah itu menjawab pertanyaan Anda?”. Apa yang terjadi jika
peserta menjawab bahwa Anda tidak menjawab pertanyaan?. Lebih buruk lagi, mungkin
pertanyaan peserta tidak terjawab tapi tidak
ingin mempermalukan Anda atau dirinya dan membiarkannya berlalu begitu saja. Dengan menanyakan apakah Anda telah menjawab pertanyaan, berarti
Anda lepas kontrol dan terkesan kurang yakin terhadap jawaban yang disampaikan.
Jawaban yang lebih baik mungkin seperti, “Apakah Anda memiliki pertanyaan
lain?” atau “Apakah Anda ingin saya menjelaskan lebih detil (rinci)?”. Ini adalah pendekatan yang jauh lebih anggun
dan tidak memalukan baik untuk pelatih maupun peserta. Selain itu, hal-hal tersebut juga memberi
kesempatan bagi peserta untuk memperjelas pertanyaannya atau sedikit menanyakan
lebih lanjut, jika diperlukan, sehingga peserta merasa puas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar