Selasa, Agustus 07, 2012

Seni Bertanya


Seni mengajukan pertanyaan merupakan penghubung bagi keberhasilan Anda sebagai fasilitator pembelajaran untuk orang dewasa. Kuncinya adalah mengajukan pertanyaan yang dapat merangsang terjadinya diskusi dan interaksi. Untuk merangsang terjadinya diskusi, pastikan bahwa pertanyaan Anda adalah pertanyaan terbuka. 

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang diawali dengan siapa, apa, dimana, kapan, mengapa,atau bagaimana. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata tersebut akan memunculkan jawaban yang lebih detil/rinci dan sarat makna dari para peserta.  Pertanyaan tertutup, di sisi lain, adalah pertanyaan yang dapat dijawab oleh seseorang dengan kata “ya” atau “tidak” dan tentunya pertanyaan ini tidak mendorong partisipasi. Untuk membuat hal ini menjadi mudah, cobalah untuk mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan bagaimana atau apa. Jika Anda membiasakan diri untuk bertanya dengan jenis pertanyaan tersebut, maka diskusi dan keberlangsungan bagian dalam kelompok Anda akan berjalan efektif.

Hindari menggunakan pertanyaan yang dimulai dengan kata mengapa. Pertanyaan mengapa cenderung menempatkan orang dalam keadaan membela diri. Mereka merasa harus menjelaskan dan membenarkan jawabannya.  Belajarlah untuk menggunakan pertanyaan yang sesuai dengan hasil yang Anda harapkan. Sebagai contoh, jka Anda ingin memulai diskusi, tanyakan pertanyaan umum tentang hal-hal yang berkaitan dengan kelompok.  Dalam program layanan konsumen, Anda bisa bertanya, “Bagaimana pendapat Anda tentang peran organisasi berkaitan dengan kualitas jasa yang diberikan?”. Tipe pertanyaan ini mendorong orang untuk mengemukakan pendapat. Berikutnya mungkin Anda ingin mengungkap alasan di balik pendapat yang baru saja dikemukakan, Anda dapat memberikan pertanyaan spesifik seperti, “Contoh keadaan seperti apa sajakah yang membuat Anda yakin bahwa tingkat pendampingan kepada masyarakat perdesaan telah berjalan dengan baik [belum tuntas, perlu peningkatan]?”

Setelah Anda memberikan pertanyaan, diamlah sesaat. Pelatih memiliki kecenderungan untuk menanyakan sesuatu, dan ketika tidak ada satu pun peserta yang segera menjawab, maka pelatih yang
akan menjawab.  Diam, tentunya, tidaklah nyaman, dan mungkin Anda merasa bahwa Anda harus berbicara dan mengisi ‘kehampaan’ tersebut. Biarkan ke-diam-an itu terjadi.  Belajar untuk mengajukan
pertanyaan kemudian diamlah selama sepuluh hingga dua belas detik untuk memberikan waktu kepada peserta agar bisa memikirkan jawabannya. Jika Anda senantiasa menjawab sendiri pertanyaan yang
Anda ajukan, maka tidak ada alasan bagi peserta untuk mengajukan ide-idenya.

Menjawab Pertanyaan
Dalam suasana yang bersemangat, bebas-resiko, dan dinamis, peserta akan terangsang untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Meskipun memang hal inilah yang kita harapkan bisa terjadi, tipe interaksi dari peserta dapat menjadi sesuatu yang sangat menarik.




Alasan Orang Mengajukan Pertanyaan
Pemahaman terhadap motivasi peserta akan membantu Anda agar lebih siap untuk menghadapi hal-hal yang diharapkan dan atau yang tidak diharapkan.

Untuk Memperoleh Informasi atau untuk Memperjelas. Tidak penting seberapa jelas Anda menyampaikan suatu pesan, peserta tidak akan mengolah semuanya dan belum tentu akan memahami
informasi tersebut melalui cara yang sama atau saat itu juga. Beberapa di antara peserta akan menginginkan dan membutuhkan informasi tambahan untuk membantu mereka mengerti materi
dengan lebih jelas atau untuk memuaskan hasrat mereka terhadap informasi secara rinci.  Mungkin mereka menginginkan adanya kepastian bahwa Anda mengerti tentang hal-hal yang Anda bicarakan.
Sesuatu yang Anda sampaikan di awal mungkin telah memunculkan rasa ingin tahu atau memancing munculnya ketertarikan untuk memperoleh informasi yang lebih banyak lagi mengenai suatu topik.  Di akhir, mereka akan menanyakan sumber informasi lainnya dan berharap agar Anda memberikan anjuran kepada mereka. Meskipun Anda sudah dilengkapi dengan bibliografi atau daftar bacaan yang
disarankan, mereka akan meminta Anda untuk menyarankan atau mengenalkan sumber-sumber tersebut untuk kepentingan tertentu dan mencari sesuatu.

Untuk Mengesankan Orang Lain. Setiap kelompok memiliki satu orang atau lebih yang senang mengajukan pertanyaan dan ini dianggap sebagai kesempatan untuk diperhatikan baik oleh teman
sekelompok ataupun seseorang yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Menjadi sorotan mungkin bisa memuaskan kebutuhan ego beberapa orang.  Bagi orang lain, dengan ‘bertanya’ akan memberikan kesempatan bagi peserta untuk menunjukkan kualitas diri seperti ketegasan dan keberanian mengambil resiko atau untuk memamerkan pengetahuan mereka tentang suatu hal agar bisa naik jabatan.

Untuk Mengurangi Kredibilitas Pelatih. Untuk beragam alasan, beberapa peserta tidak akan menyukai pelatih atau hal-hal yang pelatih katakan.  Mereka mengambil setiap kesempatan untuk membuat pelatih tampak buruk atau melihat pelatih tersebut kesal sehingga bisa dijadikan sebagai hiburan mereka.  Mungkin mereka melihat hal ini sebagai peluang untuk membalas atau mengurangi kredibilitas pelatih.

Untuk Membantu Pelatih. Pertimbangan lainnya adalah tentang peserta yang benar-benar menyukai pelatih dan ingin membantu pelatih agar telihat baik.  Jika mereka setuju dengan posisi pelatih dalam topik tertentu, mereka akan membantu untuk memperkuat kesan tersebut.

Untuk Menghindari Kembali Pada Pekerjaan. Beberapa orang mungkin mengajukan pertanyaan sebagai cara untuk memperpanjang sesi, sehingga mencegah mereka kembali bekerja, terutama jika sesi
tersebut akan selesai. Mereka mungkin akan berpikiran bahwa semakin banyak pertanyaan yang mereka ajukan dan semakin banyak waktu yang bisa mereka perpanjang, maka tidak akan ada cukup waktu untuk kembali bekerja dan mereka bisa libur lebih awal.

Tidak ada komentar: