Seni mengajukan pertanyaan
merupakan penghubung bagi keberhasilan Anda sebagai fasilitator pembelajaran
untuk orang dewasa. Kuncinya adalah mengajukan pertanyaan yang dapat merangsang
terjadinya diskusi dan interaksi. Untuk merangsang terjadinya diskusi, pastikan
bahwa pertanyaan Anda adalah pertanyaan terbuka.
Pertanyaan terbuka adalah
pertanyaan yang diawali dengan siapa, apa,
dimana, kapan, mengapa,atau bagaimana.
Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata tersebut akan memunculkan jawaban yang
lebih detil/rinci dan sarat makna dari para peserta. Pertanyaan tertutup, di sisi lain, adalah
pertanyaan yang dapat dijawab oleh seseorang dengan kata “ya” atau “tidak” dan
tentunya pertanyaan ini tidak mendorong partisipasi. Untuk membuat hal ini menjadi
mudah, cobalah untuk mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan bagaimana atau apa. Jika Anda membiasakan diri
untuk bertanya dengan jenis pertanyaan tersebut, maka diskusi dan
keberlangsungan bagian dalam kelompok Anda akan berjalan efektif.
Hindari menggunakan
pertanyaan yang dimulai dengan kata mengapa. Pertanyaan mengapa cenderung menempatkan orang
dalam keadaan membela diri. Mereka merasa harus menjelaskan dan membenarkan
jawabannya. Belajarlah untuk menggunakan
pertanyaan yang sesuai dengan hasil yang Anda harapkan. Sebagai contoh, jka
Anda ingin memulai diskusi, tanyakan pertanyaan umum tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kelompok. Dalam program
layanan konsumen, Anda bisa bertanya, “Bagaimana pendapat Anda tentang peran
organisasi berkaitan dengan kualitas jasa yang diberikan?”. Tipe pertanyaan ini
mendorong orang untuk mengemukakan pendapat. Berikutnya mungkin Anda ingin
mengungkap alasan di balik pendapat yang baru saja dikemukakan, Anda dapat
memberikan pertanyaan spesifik seperti, “Contoh keadaan seperti apa sajakah
yang membuat Anda yakin bahwa tingkat pendampingan kepada masyarakat perdesaan
telah berjalan dengan baik [belum tuntas, perlu peningkatan]?”
Setelah Anda memberikan
pertanyaan, diamlah sesaat. Pelatih memiliki kecenderungan untuk menanyakan
sesuatu, dan ketika tidak ada satu pun peserta yang segera menjawab, maka
pelatih yang
akan menjawab. Diam, tentunya, tidaklah nyaman, dan mungkin
Anda merasa bahwa Anda harus berbicara dan mengisi ‘kehampaan’ tersebut. Biarkan ke-diam-an itu terjadi. Belajar untuk mengajukan
pertanyaan kemudian diamlah
selama sepuluh hingga dua belas detik untuk memberikan waktu kepada peserta
agar bisa memikirkan jawabannya. Jika Anda senantiasa menjawab sendiri
pertanyaan yang
Anda ajukan, maka tidak ada
alasan bagi peserta untuk mengajukan ide-idenya.
Menjawab Pertanyaan
Dalam suasana yang
bersemangat, bebas-resiko, dan dinamis, peserta akan terangsang untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan. Meskipun memang hal inilah yang kita harapkan bisa
terjadi, tipe interaksi dari peserta dapat menjadi sesuatu yang sangat menarik.
Alasan Orang Mengajukan Pertanyaan
Pemahaman terhadap motivasi peserta akan membantu
Anda agar lebih siap untuk menghadapi hal-hal yang diharapkan dan atau yang
tidak diharapkan.
Untuk Memperoleh Informasi atau untuk
Memperjelas. Tidak penting seberapa jelas Anda menyampaikan
suatu pesan, peserta tidak akan mengolah semuanya dan belum tentu akan memahami
informasi tersebut melalui cara yang sama atau
saat itu juga. Beberapa di antara peserta akan menginginkan dan membutuhkan
informasi tambahan untuk membantu mereka mengerti materi
dengan lebih jelas atau untuk memuaskan hasrat
mereka terhadap informasi secara rinci. Mungkin mereka menginginkan adanya kepastian
bahwa Anda mengerti tentang hal-hal yang Anda bicarakan.
Sesuatu yang Anda sampaikan di awal mungkin telah
memunculkan rasa ingin tahu atau memancing munculnya ketertarikan untuk
memperoleh informasi yang lebih banyak lagi mengenai suatu topik. Di akhir, mereka akan menanyakan sumber
informasi lainnya dan berharap agar Anda memberikan anjuran kepada mereka.
Meskipun Anda sudah dilengkapi dengan bibliografi atau daftar bacaan yang
disarankan, mereka akan meminta Anda untuk
menyarankan atau mengenalkan sumber-sumber tersebut untuk kepentingan tertentu
dan mencari sesuatu.
Untuk Mengesankan Orang Lain. Setiap
kelompok memiliki satu orang atau lebih yang senang mengajukan pertanyaan dan
ini dianggap sebagai kesempatan untuk diperhatikan baik oleh teman
sekelompok ataupun seseorang yang memiliki
kedudukan lebih tinggi. Menjadi sorotan mungkin bisa memuaskan kebutuhan ego
beberapa orang. Bagi orang lain, dengan
‘bertanya’ akan memberikan kesempatan bagi peserta untuk menunjukkan kualitas
diri seperti ketegasan dan keberanian mengambil resiko atau untuk memamerkan
pengetahuan mereka tentang suatu hal agar bisa naik jabatan.
Untuk Mengurangi Kredibilitas Pelatih. Untuk
beragam alasan, beberapa peserta tidak akan menyukai pelatih atau hal-hal yang
pelatih katakan. Mereka mengambil setiap
kesempatan untuk membuat pelatih tampak buruk atau melihat pelatih tersebut
kesal sehingga bisa dijadikan sebagai hiburan mereka. Mungkin mereka melihat hal ini sebagai peluang
untuk membalas atau mengurangi kredibilitas pelatih.
Untuk Membantu Pelatih. Pertimbangan
lainnya adalah tentang peserta yang benar-benar menyukai pelatih dan ingin
membantu pelatih agar telihat baik. Jika mereka setuju dengan posisi pelatih dalam topik
tertentu, mereka akan membantu untuk memperkuat kesan tersebut.
Untuk Menghindari
Kembali Pada Pekerjaan. Beberapa orang mungkin
mengajukan pertanyaan sebagai cara untuk memperpanjang sesi, sehingga mencegah
mereka kembali bekerja, terutama jika sesi
tersebut akan selesai.
Mereka mungkin akan berpikiran bahwa semakin banyak pertanyaan yang mereka ajukan
dan semakin banyak waktu yang bisa mereka perpanjang, maka tidak akan ada cukup
waktu untuk kembali bekerja dan mereka bisa libur lebih awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar