Kita telah diberikan
karunia yang luar biasa banyaknya , oleh Allah SWT dengan berbagai
karunia. Salah satu yang paling terasa
dan yang seringkali kita anggap paling penting
adalah karunia harta benda, kecukupan harta benda, atau kelimpahan harta
benda. Untuk apa kemudian harta benda
yang melimpah ini dikaruniakan kepada kita ?
Jawabannya pastilah banyak sekali dari berbagai perspektif, mulai dari
perspektif agama, perspektif ekonomi, perspektif politik, hingga perpektif
social. Allah SWT berfirman dalam surat
Al Balad (negeri), surat ke 90 ayat 11 – 16 sebagai berikut :
Mengapa ia tidak
mau menempuh jalan yang sulit (dengan harta benda yang dimilikinya) ?
Tahukah kamu,
apa jalan yang sulit itu (pertanyaan untuk menegaskan betapa mulianya jalan
sulit ini) ?
Membebaskan
perbudakan (mulai dari memberikan tebusan bagi sang budak untuk bebas dari
tuannya, membebaskan orang terhutang dari jeratan / lilitan pemberi hutang,
memberikan pembelaan / jaminan pada seseorang terhukum yang tidak memiliki
tebusan / jaminan apapun sehingga bisa lepas dari jeratan hukuman, pendek kata
mengupayakan pembebasan dari segala jenis / model perbudakan yang ada di muka
bumi)
Atau memberikan
makanan pada saat terjadinya bencana kelaparan (bagaimana menjamin penghidupan
manusia secara layak pada kondisi yang paling kritis sekalipun)
Kepada anak-anak
yatim yang masih famili atau kerabat dekat (mulai dari orang-orang terpuruk
yang paling dekat dengan dia, termasuk tetangga atau teman dekat, dan siapa lagi
kalau bukan saudara atau kerabat, atau tetangga, atau teman dekat yang paling
bisa diharapkan pertolongannya)
Atau kepada
orang-orang miskin yang sangat papa / fakir (memberikan jaminan penghidupan,
mengupayakan pemberdayaan ekonomi setahap demi setahap, terhadap orang-orang
yang berada pada kondisi paling kritis dan tidak berdaya sama sekali bahkan
untuk menopang hidupnya sendiri)
Al Maududi mengeksplorasi ayat di atas sebagai berikut :
Dalam bahasa Arab اقْتَحَمَ bermakna
memperlakukan diri sendiri dengan tugas-tugas yang berat dan melelahkan. Sedangkan الْعَقَبَةَ bermakna alur
yang curam yang melintasi gunung menuju puncaknya. Inilah jalan yang tidak popular. Jalan yang tidak banyak disukai orang. Jalan yang tidak banyak dipilih orang karena
menolong subyek-subyek tersebut di atas tidak tidak akan membuat seseorang
menjadi terkenal. Jalan yang tidak bisa diharapkan mendapatkan profit nyata
baik secara kekuasaan, ketenaran, apalagi secara profit ekonomi. Inilah jalan yang berat,
melelahkan, lagi mendaki. Jalan agung
yang akan membawa para penempuh jalan ini kepada ketinggian kedudukan dan moral
yang agung di hadapan Allah SWT.
Betapa agungnya jalan pendakian ini bisa
dilihat dari betapa besarnya balasan Allah terhadap para pendaki jalan
ini. Banyak sekali hadis Nabi Muhammad
SAW yang menjanjikan balasan syurga, terlindungi segenap bagian tubuhnya dari
api neraka, pahala sebanyak rambut kepala anak yatim yang dia santuni, bahkan
nabi menjanjikan bagi siapapun yang menyantuni dan menjamin kehidupan anak
yatim akan berdampingan dengan beliau di syarga bagaikan dua jari telunjuk dan
tengah yang berdampingan satu sama lain.
Jalan ini juga diriwayatkan sebanding dengan jalan jihad membela dan
meninggikan agama Allah di muka bumi.
Para professional di bidang pemberdayaan
masyarakat, yang telah memilih jalan pemberdayaan sebagai pilihan
hidupnya. Jadikan jalan ini benar-benar
jalan agung sebagaimana yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya akan balasannya. Marilah jalan ini kita jalankan secara
professional, kita jalankan secara sungguh-sungguh, kita jalankan dengan penuh
kebanggaan karena inilah jalan agung pilihan Allah dan kita sambut dengan penuh
rasa cinta. Janganlah justru kita nodai,
kita kotori dan kita khianati jalan agung ini dengan mementingkan kepentingan
kita, pamrih kita, hasrat nafsu kita, apakah nafsu ketenaran, nafsu harta, dan
nafsu kekuasaan.
Marilah kita sambut ridha Allah yang
membentang di atas jalan ini dengan penuh suka cita.