Sering kali, kelompok sebagai kesatuan bukanlah
masalah, tetapi kemungkinan ada segelintir orang yang sulit di dalam suatu sesi. Berikut ini beberapa strategi
untuk mengatasinya dalam upaya kita untuk menerima mereka dengan kepemilikan
tipe karakter tertentu.
Cerewet. Peserta yang cerewet memiliki suatu informasi (mengenai
semua hal) untuk disampaikan. Orang ini
selalu dengan sukarela menjadi ketua kelompok, menjawab pertanyaan, atau
memberikan
saran. Dia seperti ingin
menjadi pusat perhatian. Untuk menerima tipe cerewet ini, Anda boleh berkata
seperti, “Saya menghargai kontribusi Anda, tapi mari kita dengar pendapat dari
orang lain”. Sarankan
kepada dia untuk berdiskusi
lebih lanjut pada saat istirahat atau makan siang dengan mengatakan, “Agar
mentaati jadwal dan sesuai dengan proses, mari kita bahas hal ini lebih lanjut
selama istirahat atau setelah sesi ini.”
Tidak Mengerti
Apapun. Orang ini seperti tidak memikirkan tentang
apa yang sedang terjadi. Dia benar-benar keliru dalam memahami pertanyaan atau
topik yang sedang dibahas. Akibatnya, jawaban atau
ucapan orang tersebut sedikitpun tidak
berhubungan dengan hal yang sedang dibahas. Untuk orang seperti ini, katakan, “Sesuatu
yang saya katakan tadi pasti telah membuatmu menyimpang proses ini. Yang saya coba untuk katakan adalah...”
Bertele-tele. Orang
ini senantiasa berbicara tentang sesuatu yang tidak penting. Dia seringkali menyimpang dan menggunakan
contoh-contoh serta analogi-analogi yang tidak berkaitan dengan topikdiskusi.
Orang ini berbeda dengan mereka yang “tidak tahu apa-apa” karena orang ini
mengerti apa yang terjadi tapi lebih memilih untuk mengikuti agenda dia
sendiri. Untuk membawa orang tersebut
kembali
kepada jalur, cobalah untuk bertanya, “Saya tidak
mengerti. Bagaimana hal itu berkaitan
dengan sesuatu yang sedang kita bicarakan?”.
Suka berkelahi. Orang yang suka berkelahi akan akan
menunjukkan sikap memusuhi secara terang-terangan, menantang, dan mendebat
setiap hal. Orang ini mempertanyakan
pengetahuan serta kredibilitas pelatih dan bahkan mungkin menuduh pelatih
“kehilangan sentuhan” dengan dunia nyata.
Jangan libatkan diri Anda untuk menyerang kembali secara verbal. Katakan
kepada orang tersebut, “Saya mengerti dan menghargai pandangan Anda. Bagaimana
dengan pendapat teman-teman lainnya?”.
Dengan mengalihkan perhatian kepada kelompok lain, Anda melepaskan diri
Anda sendiri dari jeratan
dan memberikan kesempatan kepada teman-teman yang
lain untuk mengubah perilaku orang tersebut.
Mungkin Anda bisa melakukan diskusi lebih lanjut tentang hal tersebut
selama istirahat.
Keras Kepala. Orang
ini menolak untuk mencermati pandangan orang lain dan khususnya sangat sulit untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan kelompok. Penolakan dia untuk mengalah dalam pembahasan suatu
hal akan menghalangi pengambilan keputusan dalam kelompok atau kegiatan yang
memerlukan persetujuan kelompok. Terkadang Anda perlu mengambil pendekatan
langsung dan berkata, “Saya menghargai kedudukan Anda (atau pandangan Anda),
tapi demi kepentingan kegiatan (diskusi, dan lain-lain), Saya meminta dengan
tegas agar kita meneruskan (ke hal berikutnya?). Saya akan dengan senang hati mendiskusikannya
dengan Anda, nanti.”
Pendiam. Setiap kelompok memiliki
satu atau lebih orang dengan tipe pendiam yang tampak penuh perhatian dan
memiliki kesiapan diri tapi dia tidak akan dengan sukarela menanggapi atau
menjawab pertanyaan. Mungkin dia memang pemalu atau tidak nyaman ketika
berbicara di dalam kelompok dan seperti menganggap bahwa materi tersebut hanya
untuk didengarkan. Anda mungkin bertanya kepada diri sendiri, “Jadi, di mana
letak permasalahannya?”. Masalahnya
ialah seringkali orang
pendiam ini memiliki beberapa tanggapan dan memberi kontribusi yang luar biasa,
dan jika kita tidak berupaya untuk melibatkan dia, ide-ide orang ini tidak akan
pernah muncul dan kelompok tersebut melewatkan kesempatan untuk mempelajari
sesuatu dari anggota lain didalamnya. Peserta
itu sendiri juga melewatkan kesempatan untuk didengar dan memperoleh pengakuan.
Cobalah untuk mendesak peserta yang enggan atau malu dengan berkata, “(sebut
namanya), saya tahu Anda memiliki beberapa pengalaman dalam bidang ini. Akan
sangat membantu jika Anda bersedia membagi gagasan-gagasan Anda dengan
kelompok”. Pendekatan yang lain adalah dengan memecah kelompok menjadi
berpasang-pasangan atau terdiri dari tiga orang. Peserta yang pemalu lebih
senang untuk mengikutsertakan dirinya dalam kelompok yang lebih kecil.
Sok Tahu. Orang
yang merasa “paling tahu tentang semua hal” seringkali mencoba untuk sombong di
depan pelatih atau mengalahkan pelatihnya. Dia seringkali memandang dirinya
sebagai orang yang berwewenang atas setiap hal, dia mengambil peran sebagai
atasan terhadap kelompok dan pelatih. Orang
ini menyukai kesempatan untuk memamerkan pengetahuannya. Meskipun mungkin ini
adalah hal yang sulit, jangan tampakkan kekesalan Anda. Akui kontribusi orang
tersebut dengan berkata, “Itu adalah salah satu sudut pandang. Bagaimanapun
juga, ada cara lain untuk melihat hal tersebut”. Tergantung pada keadaan, mintalah kepada
peserta yang lain tentang pendapat mereka atau Anda lanjutkan ke agenda
berikutnya.
Badut. Badut kelas relatif tidak ‘membahayakan’ kecuali Anda
membiarkan dia lepas kendali. Orang ini membuat lelucon atas semua hal dan
mengeluarkannya dengan cara yang dia suka agar mendapatkan perhatian, dan
seringkali merugikan peserta lain. Jangan biarkan usaha yang dilakukan oleh
orang ini mengendalikan keadaan. Katakan saja, “Kita semua
senang sembrono sedikit. Tapi saat ini, mari kita serius dan memusatkan
perhatian pada topik yang ada.”
Negatif. Orang ini mengeluhkan tentang organisasinya, ‘bos’-nya,
rekan kerja, dan seterusnya. Untuk semakin menambah kesan negatif terhadap
ucapan verbal tersebut, dia menampilkan perilaku nonverbal yang juga negatif
seperti mengerutkan dahi atau mengambil sikap tubuh yang defensif. Seringkali orang ini merupakan tukang
mengeluh yang ‘parah’ yang sama sekali tidak berkontribusi secara positif.
Katakanlah sesuatu seperti, “Saya mengerti maksud Anda. Saran apa yang Anda
miliki untuk mengubah keadaan tersebut?”. Atau Anda bisa mengatakan, “Demi
tujuan dari diskusi ini, apakah ada yang mungkin memiliki pendapat terhadap
pandangan yang berlawanan ini?”
Acuh Tak Acuh. Jelas bagi setiap orang bahwa orang ini tidak ingin
berada di dalam acara tersebut. Dia tidak mengambil tindakan apapun untuk ikut
serta atau berkontribusi. Karena dia dipaksa untuk ikut,
yang terjadi padanya tidak
hanya akan menunjukkan ketiadaan minat, tetapi mungkin dia justru melakukan
kegiatan yang terpisah dari kelompok. Gunakan taktik yang mirip seperti teknik
untuk
menghadapi orang pendiam:
“Saya tahu Anda memiliki beberapa pengalaman dalam bidang ini. Mohon ceritakan
kepada kami tentang hal tersebut.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar